SportFEAT.COM - Pembalap rookie Repsol Honda, Alex Marquez, menyebutkan dua aspek yang membuat RC213V sulit dikendarai.
Alex Marquez bakal melakoni debutnya di kelas utama pada musim MotoGP 2020.
Berkat penampilannya yang cukup mentereng di kelas Moto2 tahun ini, pembalap Spanyol 23 tahun itu sukses menarik minat Repsol Honda.
Keputusan Alex Marquez bergabung dengan Repsol Honda jelas menjadi berita besar kala itu.
Alasannya tidak lain karena adanya Marc Marquez yang notabene kakak kandung dari Alex di tim pabrikan Jepang itu.
Duet sekaligus rivalitas duo Marquez berhelm Repsol Honda pada MotoGP 2020 pun diimpikan menjadi tontonan seru tahu depan.
Namun sebelum jauh menengok ke arah sana, masih ada pekerjaan rumah bagi Alex Marquez.
Sebagai pembalap pemula, Alex tentu harus banyak beradaptasi.
Termasuk dalam mengendarai RC213V yang akan menjadi tunggangannya di kelas utama mendatang.
Baca Juga: Bagi Fabio Quartararo, Yamaha adalah Tim Tepat untuk Mengawali Karier Pembalap Pemula
Sejauh ini, RC213V menjadi motor Repsol Honda yang paling sulit dikendalikan oleh para pembalapnya sendiri.
Pada musim kompoetisi MotoGP tahun ini misalnya.
Dari empat rider Honda, yakni Marc Marquez, Jorge Lorenzo, serta dua pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow dan Takaaki Nakagami, hanya Marc Marquez yang mampu tampil moncer dengan RC213V.
Bahkan, saking sulitnya mengendalikan RC213V, Lorenzo yang kini sudah menggantungkan helmnya pernah berucap bahwa Honda RC213V hanya dibuat dan dirancang khusus untuk The Baby Allien.
Kini, Alex Marquez yang sudah mencicipi langsung RC213V pun turut angkat bicara.
Alex Marquez menjalani debutnya mengendarai RC213V pada saat mengikuti sesi tes pramusim MotoGP 2020 di Valencia dan Jerez lalu.
Hasil dari dua tes tersebut masih belum memuaskan. Bahkan Juara Dunia Moto2 itu langsung terjatuh saat menjajal di sesi tes MotoGP Valencia.
Alex pun seolah menyetujui bahwa RC213V memang sulit dikendalikan.
Dia mengungkap setidaknya ada dua aspek yang membuat prototype RC213V terasa sulit, yakni mesin yang sangat agresif dan bagian kerangka depan (front-end) yang sulit dijinakkan.
Dua titik kritis itulah yang dirasakan Alex seusai mengikuti sesi tes MotoGP.
"Saya paham Honda selalu memperbaiki semua aspek untuk meningkatkan performa," kata Alex dikutip SportFEAT.com dari Corse di Moto.
"Mereka tidak hanya fokus ke rangka atau mesin saja, tapi juga menawarkan kenyamanan bagi pembalapnya dengan motor terbaik,"
"Tahun lalu mungkin mereka berhasil meningkatkan mesinnya, tapi sepertinya bagian kerangka depan ini yang selama ini dikeluhkan oleh Cal Crutchlow dan Jorge Lorenzo," imbuhnya.
Mengetahui bagian mana yang menjadi 'titik lemahnya' dalam mengendarai RC213V, Alex pun berharap dia mampu segera mengatasi hal itu.
Terlebih, pada musim depan, RC213V yang akan dikendarainya adalah versi 2020, yang akan menghadirkan pembaruan lain.
"Jika saya bisa mengatasi titik kritis di bagian depan itu, pasti akan sempurna. Tapi, Honda kan memang punya karakteristik seperti ini," ucapnya.
Source | : | Corse di Moto |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |