SportFEAT.COM - Johann Zarco kembali mencuri perhatian para pemerhati MotoGP, kali ini berkat julukan baru yang disandangnya, Crash King.
Performa Johann Zarco sepanjang musim kompetisi MotoGP 2019 bisa terbilang diliputi rapor merah.
Tak seperti para pembalap lainnya di kelas utama, Johann Zarco sendiri hanya melakoni 16 seri balapan MotoGP 2019.
Dia melewatkan tiga seri balapan (GP Aragon, Thailand, Jepang), setelah memutus kontrak kerja sama dengan KTM dan belum direkrut LCR Honda.
Dari 16 seri MotroGP 2019 itu, Zarco 'cuma' berhasil finis terbaik di urutan ke-10, yakni pada GP Catalunya 2019.
Selebihnya, Zarco kerap tercecer di posisi akhir, baik ketika masih berhelm KTM Red Bull maupun setelah berhijrah ke LCR Honda.
Pada empat seri di antaranya, yakni GP Belanda, GP Jerman, GP Malaysia, GP Valencia, pembalap asal Prancis itu bahkan gagal finis alias tidak melanjutkan sesi balapan sampai tuntas akibat terjatuh.
Baca Juga: Terlalu Ikut Campur Soal Pilihan Pembalap Jadi Titik Mula Keretakan Repsol dan Honda?
Baca Juga: Valentino Rossi Syukuri 1 Hal Ini meski Tampil Melempem di MotoGP 2019
Mengalami crash dalam setiap seri MotoGP 2019 seolah menjadi hal lumrah yang terus menghampiri Zarco sepanjang MotoGP 2019.
Dilansir SportFEAT.com dari Speed Week, Zarco tercatat mengalami crash sebanyak 17 kali sepanjang musim MotoGP 2019.
Jumlah tersebut melebihi yang dilakukannya tatkala tampil mengaspal pada MotoGP 2018.
Pada musim 2018, Zarco mengalami crash sebanyak sembilan kali.
Artinya, total crash Zarco tahun ini meningkat dua kali lipat.
Saking kerap kali terjatuh sepanjang MotoGP 2019, Zarco pun menyandang julukan baru, Crash King.
Julukan itu tersemat di pundak Zarco lantaran tidak ada pembalap kelas utama lain yang mengalami crash lebih dari yang dibukukan pembalap 29 tahun itu sepanjang musim MotoGP 2019.
Duo pembalap Pramac Ducati, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, sebenarnya juga sering terjatuh ketika mengaspal di musim 2019.
Namun, jumlah total crash mereka masih di bawah Zarco.
Jack Miller tercatat 15 kali terjatuh, sedangkan Bagnaia 14 kali.
Di sisi lain, nama Zarco sendiri memang akhir-akhir ini kerap diperbincangkan karena KTM dan LCR Honda tak lagi meliriknya.
Status Zarco yang tidak memiliki tim sempat menyulitkan posisinya untuk terus meneruskan karier balap di kelas utama pada MotoGP 2020.
Dia sempat berpikir untuk kembali ke kelas Moto2.
Namun, nasib baik baginya karena Reale Avintia Racing, tim satelit Ducati, menawarkan kontrak kerja sama kepadanya.
Sebelum naik kelas utama, Zarco sendiri sebenarnya cukup dominan di kelas Moto2 dengan menyabet gelar Juara Dunia Moto2 pada 2015-2016.
Debutnya di kelas utama pun tak buruk. Direkrut oleh Yamaha Tech3, Zarco sukses enam kali naik podium MotoGP 2017 dan meraih titel Rookie of the Year 2017.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |