SportFEAT.COM - Sepanjang 2019, sosok pebulu tangkis spesialis ganda asal Jepang, Yuta Watanabe, berhasil menyita banyak perhatian.
Yuta Watanabe menjadi pebulu tangkis yang menunjukkan penampilan cukup fantastis selama mengarungi kompetisi musim BWF 2019.
Pemain kidal 22 tahun itu terbilang mampu mengimbangi catatan prestasinya pada dua nomor yang digelutinya, yakni ganda putra dan ganda campuran.
Di nomor ganda putra, Yuta Watanabe sukses bercokol di peringkat keenam dunia bersama seniornya, Hiroyuki Endo.
Adapun pada nomor ganda campuran, Yuta Watanabe yang bertandem dengan Arisa Higashino juga tampil cukup dominan dengan berhasil melesat ke peringkat ketiga dunia.
Deretan prestasi Yuta Watanabe pada dua nomor tersebut pun tak main-main, berbagai gelar juara bergengsi sudah cukup banyak ia kantongi.
Terbaru, Yuta Watanabe mampu meraih runner-up BWF World Tour Finals 2019 nomor ganda putra bersama Endo.
Sedangkan di nomor ganda campuran, Watanabe/Higashino berhasil menjadi semifinalis pada turnamen berhadiah total 1,5 juta dollar AS itu.
Baca Juga: Setelah Lebih dari 4 Tahun, China Kembali Miliki Tunggal Putri Nomor Satu Dunia
Yuta Watanabe sendiri dikenal sebagai pemain yang memiliki defens tembok yang super kokoh.
Utamanya saat dia bermain di nomor ganda putra.
Sudah banyak diketahui, jika duet Hiroyuki Endo dengan Yuta Watanabe menjadi lawan kryptonite bagi salah satu ganda putra andalan Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Keunggulan dalam rekor pertemuan kedua pasangan pun masih dipegang oleh Watanabe/Endo.
Bahkan, dalam lima kali perjumpaan Endo/Watanabe dengan Minions tahun ini, mereka selalu berhasil keluar sebagai pemenang.
Pola bermain bertahan yang kerap diterapkan Endo/Watanabe sering membuat lawan-lawan mereka justru kewalahan dan frustrasi.
Serangan setajam atau sesulit apapun yang ditujukan kepada Yuta Watanabe, hampir 90 persen selalu berhasil dikembalikan dengan baik.
Dilansir SportFEAT.com dari Badminton Spirit, Yuta Watanabe rupanya selalu memegang teguh tiga pedoman yang selalu ia terapkan di lapangan saat bertanding.
"Meski dalam kondisi tertekan atau kalah unggul, saya masih terus berpegang teguh untuk terus mengejar kemanapun arah perginya bola (shuttlecock -red)," kata Yuta Watanabe.
"Selain itu, saya juga selalu berusaha untuk membuang bola ke arah yang menyulitkan bagi lawan, serta saya berusaha untuk merebut ritme bermain lawan," imbuhnya.
Pada sisi lain, Yuta Watanabe memiliki harapan khususnya menjelang berguirnya musim baru pada 2020 mendatang.
Selain ingin terus meningkatkan kualitas permainannya, juara All England 2018 itu juga berharap untuk dihindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti cedera.
Baca Juga: Aksi Saling Caplok Marcus/Kevin, Ahsan/Hendra, dan Endo/Watanabe, Siapa Paling Unggul?
Terlebih, tahun depan bakal ada event besar yang diadakan di negaranya, yakni Olimpiade Tokyo 2020.
"Perjalanan menuju Olimpiade (2020) masih terus bergulir dan saya akan terus meningkatkan performa saya. Persaingan pasti akan menjadi lebih sengit tahun depan," ucap Watanabe.
"Saya ingin menantang diri saya sendiri untuk melampaui batas saya. Selain itu saya juga berharap untuk tetap bugar dan terhindar dari cedera,"
"Saya pikir saya akan bisa naik level satu tingkat jika saya terus meningkatkan keterampilan saya secara individual. Saya ingin mendapatkan skill istimewa yang tidak mampu dikalahkan dengan mudah oleh siapapun," tutupnya.
Source | : | badspi.jp |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |