SportFEAT.COM - Kento Momota menjadi pebulu tangkis paling fenomenal tahun ini dengan berhasil merebut 11 gelar juara.
Nama Kento Momota tentu sudah tidak asing lagi di dunia bulu tangkis.
Pemain kidal 24 tahun itu menjadi sosok paling fenomenal tahun ini.
Kento Momota bisa dibilang sebagai tunggal putra paling menonjol sepanjang 2019 karena keberhasilannya menapaki berbagai final turnamen bergengsi.
Empat gelar penting bahkan berhasil diraih olehnya.
All England Open 2019, Juara Dunia 2019 dan BWF World Tour Finals 2019 serta Juara Asia 2019.
Khusus untuk Juara Dunia 2019, itu adalah gelar keduanya setelah pada tahun lalu Momota juga berhasil menyabet medali emas Kejuaraan Dunia 2018.
Selain empat gelar prestisius itu, Momota juga sukses merengkuh raihan gelar lainnya dari beberapa turnamen World Tour.
Baca Juga: Bao Chun Lai Bicara Soal Lin Dan, Kento Momota dan Olimpiade 2020
Baca Juga: Dua Hal Ini Kemungkinan Jadi Alasan Ahsan/Hendra Kembali Masuk Daftar Pelatnas 2020
Dari kategori Super 300 sampai Super 1000, Momota sudah berhasil mengoleksinya.
Secara keseluruhan Momota telah melesat ke babak final suatu turnamen sebanyak 12 kali.
Dari 12 final itu, Momota mampu 11 kali naik podium tertinggi.
Satu-satunya final yang lepas dari tangan Momota adalah Indonesia Masters 2019. Kala itu dia kalah dari Anders Antonsen (Denmark).
Prestasi 11 gelar juara dari 12 final yang ditapakinya musim ini membuat Momota menyabet penghargaan Male Player of the Year 2019 dari BWF.
Juara Japan Open 2019 itu sendiri cukup terkejut dengan prestasinya sendiri.
Momota mengaku bahwa semua pencapaiannya tahun ini benar-benar tidak terduga olehnya.
"Saya sendiri terkejut dengan pencapaian saya tahun ini," kata Momota dikutip SportFEAT.com dari Olympic Channel.
"Ini adalah hal yang jarang terjadi seseorang bisa memenangi 11 turnamen dalam satu tahun," kata dia melanjutkan.
Baca Juga: Demi Malaysia Masters 2020, Ganda Campuran Ini Rela Lewatkan Liburan Natal
Momota memang tampil dominan selama musim komeptisi BWF 2019 bergulir.
Tidak banyak para pemain tunggal putra yang mampu mengalahkannya dengan 'mudah'.
Di sisi lain, Kento Momota menyebut bahwa dirinya adalah sosok yang lebih individualistis.
Individualistis yang di maksud di sini adalah kemampuannya untuk lebih menjamin garansi kemenangan pada turnamen individual.
"Sebelumnya saya sempat bermain softball, tapi saya sering kalah dan saya benci dengan sebuah kekalahan," kata Momota.
"Sepertinya saya lebih cocok dengan cabor non-tim. Kemudian kakak perempuan saya juga bermain bulu tangkis, dan saya sering ikut dia berlatih,"
"Dari situ saya memilih bulu tangkis dan saya rasa saya memang lebih nyaman bermain untuk diri sendiri. Saya tidak bagus soal kerja sama tim," kata dia lagi.
Keberhasilan Kento Momota dalam merengkuh 11 titel juara otomatis membuatnya mengukir rekor sekaligus sejarah baru.
Capaian itu melebihi rekor sebelumnya yang diraih oleh Lee Chong Wei pada 2010 lalu dengan raihan 10 gelar juara.
Source | : | Olympic Channel |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |