SportFEAT.COM - Legenda tunggal putra Denmark, Peter Gade, mengenang masa kejayaannya sewaktu masih aktif berkompetisi di panggung internasional.
Peter Gade adalah salah satu mantan pebulu tangkis tunggal putra Denmark yang memiliki prestasi menawan.
Sosok Peter Gade sendiri bisa dibilang sebagai tunggal putra Eropa tersukses di dunia.
Dia pernah menjadi Juara Eropa sebanyak lima kali.
Prestasinya di ajang Kejuaraan Dunia pun tidak buruk dengan mengantongi empat medali perunggu dan satu medali perak.
Salah satu gelar juara bergengsi yang pernah diraih Peter Gade adalah All England Open 1999, di mana usianya saat itu masih menginjak 23 tahun.
Kala itu, Peter Gade mengalahkan Taufik Hidayat (Indonesia) pada babak final dengan skor 15-11, 7-15, 15-10.
"Gelar itu saya dapatkan di waktu yang tepat. Saya membuat nama saya ada dalam buku sejarah, karena All England Open adalah turnamen besar bagi bulu tangkis Denmark," kenang Peter Gade dikutip SportFEAT.com dari SportStar The Hindu.
Baca Juga: Chen Qi Qiu Dicopot dari Jabatan Kepala Pelatih Ganda Putra China
Baca Juga: Cai Yun Sebut Keuntungan Besar yang Dimiliki Hendra Setiawan
"Kami (dari tim Denmark) punya tradisi tersendiri dalam meraih gelar juara All England Open. Dan saya berhasil mencapainya di usia yang masih sangat muda, luar biasa rasanya," kata Gade melanjutkan.
Baik di era IBF atau BWF Super Series, gelar-gelar juara dari turnamen reguler sudah banyak diraih Peter Gade.
Salah satu yang membuat nama Peter Gade melambung bukan cuma raihan prestasinya tersebut.
Melainkan juga karena rivalitasnya dengan trio tunggal putra dari negara lain yang juga cukup bersinar pada masanya.
Tiga tunggal putra yang dimaksud adalah Taufik Hidayat, Lin Dan (China) dan Lee Chong Wei (Malaysia).
Ya, di era 2000an, kompetisi nomor tunggal putra dunia diwarnai persaingan sengit dari keempat pemain itu.
Saling bertemunya Peter Gade, Taufik, Lin Dan dan Lee Chong Wei selalu menghadirkan laga-laga "Big Match" yang menarik untuk ditonton.
Era tunggal putra 'Fantastic Four' itupun rupanya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Peter Gade.
"Saya senang bisa bermain di level tertinggi saya selama ini," ucap Juara Denmark Open 2008 itu.
"Bisa menjadi warisan tunggal putra dunia bersama Lin Dan, Lee Chong Wei dan Taufik Hidayat, membuat saya senang dan bangga,"
Baca Juga: Masih Jadi Nomor Satu Dunia, Kevin/Marcus Sukses Pecahkan Rekor Baru
"Kami sudah seringkali saling berhadapan di banyak turnamen. Saya memetik banyak pelajaran dari mereka dan sekarang saya ingin menularkan apa yang saya miliki kepada generasi muda saat ini," ucap mantan tunggal putra nomor satu dunia itu.
Peter Gade menggantungkan raketnya pada 2012 silam.
Setelah pensiun dari dunia bulu tangkis, Peter Gade aktif singgah ke berbagai negara untuk mengikuti laga ekshibisi.
Seperti diketahui, Peter Gade ditunjuk sebagai salah satu anggota Yonex The Legend's Vision bersama Lin Dan, Lee Chong Wei dan Taufik Hidayat.
Pada 2015-2018, Peter Gade pernah menjadi High Performance Director untuk Asosiasi Bulu Tangkis Prancis.
Sekembalinya dari Prancis, pria 43 tahun itu lantas mendirikan Peter Gade Coaching Academy di Copenhagen, Denmark.
Source | : | sportstar.thehindu.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |