Baca Juga: Liu Yu Chen 'Kesulitan' Ikuti Pola Latihan dari Yoo Yong-sung
Ya, selama ini beberapa pebulu tangkis Denmark memang cukup berani menyuarakan pendapat mereka soal kebijakan-kebijakan terkait turnamen kompetisi BWF.
1. Kebijakan Jumlah Turnamen Pemain Elite
Hal pertama yang diharapkan Axelsen untuk resolusi tahun baru 2020 adalah kebijakan jumlah turnamen yang wajib diikuti pemain elite dunia.
Seperti diketahui, pemain yang memiliki peringkat 16 besar dunia wajib mengikuti 12 turnamen dengan kategori tertentu.
Apabila pemain tersebut mundur, maka sang pemain diwajibkan membayar denda kepada BWF.
Axelsen pun merasa peraturan ini cukup memberatkan pemain. Utamanya soal recovery atau pemulihan fisik pemain itu sendiri.
2. Naikkan Gaji Umpire
Kemudian, Axelsen menuliskan harapan keduanya. Harapan kedua Axelsen adalah kualitas umpire (wasit) yang memimpin jalannya pertandingan lapangan.
Axelsen berharap BWF menaikkan gaji umpire dan semakin meningkatkan mutu umpire.
Karena menurutnya, ada beberapa umpire yang belum memiliki pengalaman cukup banyak tetapi ikut diturunkan pada turnamen besar, seperti di level BWF World Tour Super 750 ke atas.
Kritik soal umpire ini mengingatkan kembali kejadian tidak mengenakkan yang dialami Anthony Sinisuka Ginting pada final Hong Kong Open 2019 lalu.
Kala itu Anthony harus rela kehilangan peluang juara setelah umpire menilai satu serobotannya di depan net adalah fault.
3. Transfer Hadiah Uang Tanpa Campur Tangan Federasi
Adapun hal ketiga yang jadi permohonan Axelsen adalah persoalan prize money alias hadiah uang.
Selama ini para pemain menerima hadiah uang yang mereka terima melalui pihak federasi bulu tangkis masing-masing negara.
Axelsen menuliskan alangkah baiknya jika hadiah uang dari partisipasi turnamen langsung diberikan kepada pemain, tidak dengan perantara.
Source | : | Instagram/viktoraxelsen |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |