"Pada awal karier saya, saya pernah membalap di Spanyol dengan nomor 46," tutur pria yang akrab disapa Ago tersebut.
"Waktu itu, saya juga memakai baju kuning dan keluar sebagai pemenang," kenangnya.
Agostini dan Rossi memang sering dibandingkan untuk menentukan sosok pembalap terbaik sepanjang sejarah.
Dari sisi torehan gelar juara, Agostini mungkin lebih unggul dibandingkan Rossi. Namun, ingat. Di zaman Agostini membalap, seorang pembalap masih dimungkinkan untuk berkompetisi di dua kelas yang berbeda.
Sementara itu, Rossi unggul dalam jumlah kemenangan, dengan membukukan angka 89 di sepanjang kariernya di kelas utama, berbanding 68 kemenangan milik Agostini.
Hey guys! Time to show us how it's done????
Happy #WheelieWednesday everyone! ????#MotoGP ???? pic.twitter.com/Y3LSVCec0C
— MotoGP™ (@MotoGP) January 15, 2020
Maka, laman Tuttomotoriweb pun menyatakan bahwa membandingkan Agostini dengan Rossi adalah seperti membandingkan Maradona dengan Messi.
Sama seperti Agostini dan Rossi, Maradona dan Messi sering disebut sebagai dua orang pesepakola terbaik sepanjang sejarah yang terpisah perjalanan puluhan tahun.
Namun, perdebatan tersebut tidak mengurangi sedikitpun respek antara kedua pembalap.
Agostini bahkan secara terang-terangan menyebut Rossi sebagai salah satu pembalap yang dimasukkannya ke dalam barisan impian alias dream grid.
Baca Juga: Bos Yamaha, Lin Jarvis: Kami Memiliki Pembalap Terbaik di Dunia
"Saya membayangkan (Mike) Hailwood dan Kenny Roberts ada di baris terdepan bersama saya," ujar Agostini.
"Lalu, di belakang kami akan ada Valentino, (Marc) Marquez, dan Phil Read."
"Sebenarnya, saya juga akan memasukkan saudara saya. Tapi saya takut kalau akan terjadi apa-apa padanya, saya akan dimarahi ibu saya," pungkasnya seraya berseloroh.
Source | : | tuttomotoriweb.com |
Penulis | : | Agustinus Rosario |
Editor | : | Agustinus Rosario |