SportFEAT.COM - Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra, mendambakan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie sering berhadapan dengan Kento Momota atau Chou Tien Chen.
Keberhasilan Anthony Sinisuka Ginting dalam menjuarai Indonesia Masters 2020 melahirkan adanya opini tertentu.
Yakni soal absennya pemain tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang, Kento Momota, pada ajang tersebut.
Seperti dituturkan oleh pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra.
Hendry Saputra tak menampik ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Anthony Sinisuka Ginting berhasil merebut titel kampiun Indonesia Masters 2020 karena absennya Kento Momota.
Selain Momota, gagalnya pemain nomor dua dunia yang juga menjadi salah satu lawan alot Anthony, Chou Tien Chen (Taiwan), untuk melangkah lebih jauh pada turnamen BWF Super 500 itu juga disebut jadi alasan.
Baca Juga: Jamie Vardy 'Gabung' Para Top Skorer Inggris yang Dilanda Cedera
"Banyak yang bilang, Anthony bisa juara karena Momota absen dan Chou Tien Chen sudah kalah," tutur Hendry Saputra dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Namun demikan, penampilan Anthony Sinisuka Ginting sepanjang Indonesia Masters 2020 kemarin pun terbilang cukup 'bersih'.
Sejak babak pertama hingga semifinal, pemain 23 tahun jebolan klub SGS PLN Bandung itu selalu menyudahi laganya dalam dua gim saja.
Adapun pada laga puncak saat melawan Anders Antonsen, Anthony memang kecolongan lebih dulu di gim pertama.
Akan tetapi ia kemudian mampu bangkit dan justru membalikkan keadaan sebelum menang atas wakil Denmark itu dengan skor 17-21, 21-15, 21-9.
Hendry Saputra sendiri justru cukup menyayangkan dengan ketidakhadiran Kento Momota dan tersingkirnya Chou Tien Chen di fase-fase awal Indonesia Masters 2020.
Sebab, menurut Hendry, kehadiran dua pemain top tunggal putra tersebut mampu menjadi tolok ukur Anthony Sinisuka Ginting dan kompatriotnya, Jonatan Christie jelang Olimpiade Tokyo 2020.
"Kalau dari saya, justru saya maunya Momota datang dan Chou masih ada di babak akhir, karena bisa diuji lagi jelang olimpiade," ujar Hednry.
"Mereka adalah pemain-pemain top. Bisa saja di turnamen yang tinggal beberapa lagi jelang olimpiade, nggak ketemu lagi, maunya kan di sini (Indonesia Masters 2020)," imbuhnya.
Pada sisi lain, pelatih bernama lengkap Hendry Saputra Ho tersebut menyampaikan beberapa evaluasinya terkait performa Anthony dan Jonatan.
Baca Juga: Malaysia Andalkan Pelatih Asal Indonesia untuk Bimbing Ganda Putri Negeri Jiran
Untuk ke depannya, Anthony diharapkan mampu lebih menjaga ketenangan dan fokusnya.
Sebab dari kacamata Hendry, dua aspek tersebut sampai saat ini masih menjadi PR besar bagi pemain yang kini melesat ke peringkat lima dunia itu.
"Ketenangan dan fokus, adalah dua hal yang paling sering saya diskusikan dengan dia. Dia harus punya kematangan, bisa baca situasi dari pengalaman dia," kata Hendry,
"Dia harus yakin kalau dia itu pemain bagus, dari segi apa dia yang nggak bagus? Dan kita harus akui, Anthony itu memang pemain bagus,"
"Tapi kalau dia nggak tenang, kan bisa kacau. Kedua, kalau nggak bisa fokus, hasilnya pasti jauh dari harapan. Dia mesti terima, harus perbaiki dan tingkatkan standard kualitas fokus dan ketenangannya, dua hal ini," tukasnya.
Adapun bagi Jonatan, Hendry lebih banyak menyoroti kondisi fisik dan stamina.
"Setelah dicek, memang ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, dikuatkan. Ini bagus supaya dia lebih siap, bayangkan kalau kejuaraan itu olimpiade, kan sayang," ujar Hendry.
"Sekarang ini jadi pelajaran, nanti di kejuaraan penting terlepas hasilnya menang atau kalah, yang penting bukan karena masalah yang sama, karena kami sudah coba perbaiki," kata Hendry lagi.
(*)
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |