"Untuk empat lapangan lainnya belum bisa memenuhi. Harus dilakukan perbaikan dan renovasi yang memenuhi standar FIFA," imbuhnya.
Lebih lanjut, Joni juga mengungkapkan bahwa Pemkot Surakarta sendiri belum mampu memperbaiki lima lapangan tersebut karena terkendala anggaran.
Baca Juga: Keputusan BWF Gunakan Kok Sintetis Bikin BAM 'Geram', Kenapa?
Adapun total biaya yang dibutuhkan adalah sebesar lebih dari Rp 25 miliar.
Membengkaknya biaya perbaikan ini disebabkan karena FIFA dan PSSI menginginkan kualitas rumput sama dengan venue utama di Manahan, yakni dari jenis Zoysica japonica.
Padahal, setiap lapangan membutuhkan setidaknya Rp 5,5 miliar hanya untuk mengganti rumput.
Atas persoalan ini, Joni mengaku akan menyampaikan kepada pemerintah pusat, karena keuangan Pemkot tidak semua dialokasikan di situ.
PSSI sendiri saat melakukan kunjungan ke Solo beberapa waktu yang lalu memberi catatan untuk Stadion manahan, yakni penanganan ring satu, ring dua, dan ring tiga.
FIFA dan PSSI juga meminta agar selama senam bulan sebelum event Piala Dunia U-20 dimulai tidak boleh ada aktivitas shelter pedagang kaki lima (PKL).
Untuk itu, Pemkot Surakarta tengah mempersiapkan lokasi pengganti shelter Manahan tersebut.
Baca Juga: Inilah Poin Positif yang Didapat Shin Tae-Yong setelah Timnas U-19 Dipermalukan Tim Universitas
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo juga mengungkapkan kesulitan anggaran menjadi kendala utama Pemkot Surakarta.
Pria yang akrab disapa Rudy tersebut menuturkan bahwa pihaknya membutuhkan anggaran hampir Rp 80 miliar untuk menyiapkan sarana pendukung ini.
Dana sebesar itu akan digunakan untuk memperbaiki rumput, ruang ganti, drainase, lampu, dan prasarana lainnya.
Source | : | Antara |
Penulis | : | Agustinus Rosario |
Editor | : | Agustinus Rosario |