"Kebetulan, pada kesempatan berikutnya Indonesia akan menjadi salah satu tuan rumah bersama Jepang dan Filipina," ucapnya.
Ketua Panitia Asian Games 2018 tersebut juga mengaku terkesan dengan keramahan pemain yang ikonik dengan nomor 24 tersebut.
"Beliau figur yang menyenangkan dan begitu ramah. Saat berbincang dengannya begitu akrab," ujarnya.
"Sebagai ambassador FIBA dunia, saya sempat berpikir mengundang dia ke Indonesia untuk mempromosikan bola basket. Tetapi ternyata kepergiannya begitu cepat," kata Erick.
The game has lost a real champion. Our thoughts & prayers go out to the Bryant family & the families of those lost today. pic.twitter.com/LLLBMJCUUm
— USA Basketball (@usabasketball) January 26, 2020
Sebagai salah seorang pengagum Bryant, Erick pun menuturkan momen yang tak terlupakan dari legenda Los Angeles Lakers tersebut.
"Kobe adalah salah satu pemain basket terbaik dunia. Aksinya saat emncetak 81 poin saat lakers mengalahkan Toronto Raptors 22 Januari 2006 adalah salah satu momen yang tidak terlupakan," tuturnya.
"Penampilannya di lapangan basket sangat luar biasa. Saat berduet dengan Shaquille O'Neal mampu mengantarkan LA Lakers merebut gelar juara NBA."
"Begitupun ketika dia sudah tidak bertandem dengan Shaquille O'Neal, Kobe juga mampu membawa Lakers juara NBA," imbuhnya.
Terakhir, Erick pun turut berkomentar atas besarnya pengaruh yang dibawa Bryant bagi para pebasket muda saat ini.
"Kalau kita lihat dari rekaman video, banyak pebasket muda mengikuti gerakannya. Dia juga tipe pekerja keras, yang mampu menjaga kondisi fisiknya," tuturnya.
"Saat mulai menua, dia lebih memilih menembak sebagai senjata utamanya dalam mendulang angka," pungkas Erick.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Agustinus Rosario |
Editor | : | Agustinus Rosario |