Baca Juga: Jorge Lorenzo Tak Lagi Tersakiti Setelah Reunian dengan Yamaha
Petenis yang paling diidolai oleh Djokovic ialah Pete Sampras asal Amerika Serikat.
Ketekunan dalam dunia tenis mengantarkan Djokovic untuk memulai debut pada tahun 2003.
Gelar pertama yang diraih Djokovic kala itu adalah Amersfoort Dutch Open 2006.
Sementara untuk gelar Grand Slam pertama yang diraihnya adalah gelar Australia Open pada tahun 2008.
Diawal keikutsertaannya dalam dunia tenis, Djokovic bukanlah siapa-siapa.
Peringkatnya bahkan saat itu berada di luar 500 besar yakni menempati peringkat 767 dunia.
Namun pada awal 2005 prestasi Djokovic kian meroket dan menembus posisi 200 dunia.
Kemudian di tahun yang sama, tepatnya pada Juli 2005 posisinya naik ke 100 besar dunia. Hingga pada bulan Juni 2006 Djokovic akhirnya berhasil menembus posisi 50 besar dunia.
Baca Juga: Bukan Bruno Matos, Robert Alberts Sodorkan 2 Nama Striker Anyar Persib
Berkat kegigihan dan prestasi yang didapatkannya, pada Juli 2011 Djokovic berhasil menjajaki peringkat satu dunia.
Peringkat satu itu ia dapatkan setelah pada tahun 2011 berhasil menyabt 10 gelar bergengsi.
Di antaranya tiga gelar Grand Slam, lima gelar ATP Masters 1000, satu gelar Dubai Champioship, dan satu gelar Serbia Open.
Sampai saat ini, Novak Djokovic sudah berhasil mengoleksi 17 gelar Grand Slam dan kini bercokol di peringkat kesatu dunia.
(*)
Open 2020.
Jumlah gelar Grand Slamnya masih berada dibawah Rafael Nadal (19 gelar), dan Roger Federer (20 gelar).
Selain piawai dalam bermain tenis, Djokovic dikenal cerdas, hal ini terbukti dengan kemapuan Djokovic dalam menguasai 5 bahasa.
Bahasa Serbia, Inggris, Italia, Jerman, serta Prancis.
Faktanya Djokovic memiliki seorang ayah yang berprofesi sebagai pemain sepak bola.
Hal tersebut menyebabkan sang ayah ingin anaknya mengikuti jejak dirinya.
Kecintaannya pada olahraga tenis tetap menguatkannya untuk terus fokus dalam olahraga ini.
Hingga saat ini Djokovic dikenal sebagai salah satu petenis unggulan dunia.
(*)
Source | : | ATP Tour |
Penulis | : | Ridwan Budiman |
Editor | : | Nestri Yuniardi |