Federer sendiri pernah menjelaskan bahwa ia sebenarnya tak ingin menjalani operasi apapun, jika memungkinkan. Namun ternyata, kondisi lututnya tak kunjung membaik hingga akhirnya ia memilih untuk naik meja operasi.
"Lutut kanan saya sudah cukup lama mengganggu (pergerakan) saya," ucap Federer.
"Saya berharap rasa sakitnya bisa pergi sendiri, tapi setelah hasil pemeriksaan keluar dan berdiskusi dengan tim saya, saya memutuskan untuk menjalani operasi di Swiss kemarin," imbuhnya.
Operasi lutut yang dijalani Federer bukan kali ini saja terjadi.
Pada 2016 lalu, pengoleksi 20 gelar Grand Slam itu juga menjalani operasi di lutut kiri dan membuatnya hanya bisa tampil pada tujuh turnamen sepanjang tahun 2016.
Namun demikian, pada tahun berikutnya langkah operasi Federer terbayarkan dengan hasil manis berkat ia mampu menggondol trofi juara pada dua turnamen Grand Slam Australian Open 2017 dan Wimbledon 2017.
Di sisi lain, keputusan Federer untuk absen dari French Open 2020 memang dirasa bakal mengurangi nilai prestisius dari turnamen itu. Apalagi jika mengingat nama Roger Federer yang menjadi salah satu petenis "Big Three" bersama Rafael Nadal dan Novak Djokovic.
Akan tetapi, pihak panitia penyelenggara berusaha mengerti akan keputusan yang diambil Federer.
"Kami kecewa tidak bisa melihat Roger (di French Open 2020). Tapi itu adalah keputusan paling bijak yang diambilnya," ucap Direktur Turnamen French Open 2020, Guy Forget.
Roger Federer diprediksi bakal comeback pada ajang Grand Slam lainnya yakni Wimbledon 2020.
Pada turnamen lapangan rumput itu, Federer bertekad memperbaiki hasilnya setelah pada musim lalu ia harus puas menjadi runner-up setelah kalah dramatis dari Novak Djokovic di laga final.
(*)
Source | : | AFP,Yahoo Sports |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |