SportFEAT.COM - Meluasnya wabah virus Corona mengancam partisipasi para pebulu tangkis China pada Singapore Open 2020.
Pemerintah Singapura memberlakukan pembatasan pendatang yang memiliki riwayat kunjungan dari China akibat mewabahnya virus Corona.
Setiap pendatang, termasuk yang berprofesi atlet dari China, wajib menjalani masa karantina selama 14 hari sejak menginjakkan kaki di Singapura.
Penerapan aturan tersebut jelas berimbas besar kepada para pebulu tangkis China.
Terutama menjelang gelaran turnamen Singapore Open 2020 yang akan digelar pada 7-12 April mendatang.
Padahal, Singapore Open 2020 sendiri masih masuk dalam daftar turnamen yang menyuguhkan poin untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Sejauh ini, para pebulu tangkis China sebenarnya sudah memindahkan tempat latihan mereka untuk sementara ke Inggris. Tepatnya di Universitas Norwich.
Baca Juga: Shin Tae-yong Kembali Bikin Terobosan untuk Pemain Timnas Indonesia, Kali Ini Soal Sepatu Bola
Namun, langkah tersebut tak serta merta membuat tim China mudah mendaftarkan diri ke berbagai turnamen.
Permasalahan yang mengancam para pebulu tangkis China bukan semata-mata karena harus menjalani masa karantina 14 hari.
Sebab mereka juga bisa saja gagal total tampil pada Singapore Open 2020.
Pasalnya, dilansir SportFEAT.com dari Straits Times, Pemerintah Singapura kini memperketat aturan pembatasan pendatang dari China.
Apabila visa para pebulu tangkis China ditolak oleh pihak imigrasi Singapura, maka China dipastikan tidak bisa memiliki satu pun wakil yang tampil di Singapore Open 2020.
Baca Juga: Timnas Indonesia Terkena Imbas Virus Corona, 3 Laga Kualifikasi Piala Dunia Gagal Dihelat
"Jika visa para pebulu tangkis China dan tim ofisial mereka ditolak, maka mereka dipastikan tidak bisa ikut turnamen (Singapore Open 2020 -red)," ucap salah satu humas Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA).
Singapura sendiri memang tidak membatalkan turnamen Singapore Open 2020.
Namun, ada beberapa turnamen dari cabang olahraga lain seperti golf, rugby dan beberapa laga sepak bola yang dibatalkan dan ditunda.
Adapun langkah pembatasan kunjungan dari China yang cukup ketat ini merupakan langkah dari SBA untuk memberikan kenyamanan publik yang ingin menyaksikan Singapore Open 2020.
"Kami yakin bahwa turnamen Singapore Open bisa dinikmati dengan aman, gembira dan tidak perlu cemas," ucap humas SBA.
Dalam empat tahun terakhir jumlah perwakilan pemain China memang tidak banyak yang bisa meraih gelar di Singapore Open.
Namun demikian, riwayat mereka pada turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut cukup mentereng di era 2011-2016.
Bahkan, pada Singapore Open 2011 silam, China hampir berhasil menyapu bersih gelar juara lewat kemenangan Chen Jin (tunggal putra), Wang Xin (tunggal putri), Cai Yun/Fu Hai Feng (ganda putra) dan Tian Qing/Zhao Yun Lei (ganda putri).
(*)
View this post on Instagram
Source | : | Straits Times |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |