Namun kekhawatiran muncul dari pihak Pengurus Pusat PBSI yakni terkait penyebaran COVID-19 atau virus corona yang kemungkinan menyerang para atletnya.
Seperti yang diketahui, virus corona telah ditetapkan sebagai pandemi seluruh dunia, di mana Inggris lokasi digelarnya All England Open 2020 juga telah terserang wabah tersebut.
Untuk menghindari penyebaran wabah yang pertama kali ditemukan di China tersebut, PBSI telah memberikan tugas untuk para atlet pelatnas, pelatih dan ofisial.
PBSI meminta mereka yang baru saja pulang dari Negeri Ratu Elizabeth untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Hal tersebut dilakukan untuk melindungi para atlet dan karyawan dari wabah COVID-19 di Pelatnas Cipayung.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto yang juga merupakan Chef de Mission tim Indonesia di All England 2020, juga telah mengkofirmasi kebijakan tersebut.
"Dengan mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan pemain serta tim ofisial, maka semua yang dari luar negeri, khususnya negara yang terdapat outbreak Covid-19, harus menjalani self isolation," kata Budiharto.
"Pemain yang baru pulang dari Inggris akan dapat program latihan khusus selama masa isolasi mandiri.
"Untuk jadwal dan pengaturannya masih kami diskusikan," ujarnya menambahkan, seperti yang dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Selain meminta para atlet untuk melakukan isolasi mandiri, PP PBSI juga memutuskan bahwa tahun ini tidak ada tradisi penyambutan juara All England Open 2020.
Seluruh aktivitas wawancara langsung dengan media di dalam dan luar pelatnas juga sementara ditunda hingga para atlet selesai masa isolasi mandiri.
View this post on Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |