Baca Juga: Nova Widianto Sebut Praveen/Melati Kini Mampu Tutupi Kelemahan Terbesar Mereka
Bahkan, ganda putra Jepang yang kini berperingkat lima dunia itu mampu menaklukkan Ahsan/Hendra dalam dua gim langsung dengan skor 21-19, 21-18.
Kekalahan yang dialami Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra tersebut tentu menjadi catatan tersendiri bagi pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi atau biasa disapa Herry IP.
Selain memiliki gambaran kelemahan para anak didiknya sendiri, Herry IP ternyata juga mengantongi resep untuk mengalahkan Endo/Watanabe.
Melalui analisis Herry, salah satu kunci untuk mengalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe adalah dengan lebih banyak 'membunuh'.
Membunuh di sini artinya Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra harus lebih banyak menyerang.
Dengan catatan, serangan yang dibangun harus disertai dengan tempo yang lebih pelan dan tak melulu bernafsu untuk mematikan lawan.
Terlebih, ada sosok Yuta Watanabe yang selalu sigap mengembalikan serangan dengan pengembalian yang lebih sulit dan berpotensi jadi bumerang.
"Kalau dilihat kemarin performa Yuta Watanabe selama All England memang bagus sekali. Jarang membuat kesalahan sendiri. Kalau mau dapat poin dari mereka itu, persentasenya kita harus lebih banyak membunuh dibanding menunggu mereka mati (salah sendiri -red)," ucap Herry IP dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Lebih banyak menyerang bukan berarti Marcus/Kevin maupun Ahsan/Hendra harus terus melakukan smes bertubi.
Akan tetapi, Herry IP menekankan bahwa untuk mengambil poin dari Endo/Watanabe, diperlukan serangan tepat sasaran dan kondisi fisik yang prima.
Pasalnya, Endo/Watanabe dikenal sebagai ganda putra yang memiliki defens rapat dan justru senang apabila diberikan serangan keras dan cepat.
"Memang kalau ketemu Endo/Watanabe kondisi fisik kita harus benar-benar fresh. Karena seperti yang saya bilang, kalau mau ambil poin dari mereka harus membunuh," tegas Herry.
"Membunuh artinya apa? Ya kita harus menyerang. Nggak bisa kita dapat poin secara gratis, menunggu kesalahan mereka. Jadi benar-benar harus 'membunuh', makanya tenaga dan fisik harus fresh dan nggak boleh kendor," imbuhnya.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |