Di sisi lain, meski dua anak didiknya harus kalah dari pasangan yang sama, Herry IP cukup puas dengan penampilan mereka.
Untuk Marcus/Kevin, ia menilai bahwa performa yang mereka tampilkan pada final All England Open 2020 kemarin menjadi penampilan terbaik mereka dari enam pertemuan terakhir dengan Endo/Watanbe.
Sedangkan untuk Ahsan/Hendra, Herry menilai kondisi fisik yang terus menjalani laga rubber game sejak babak pertama memang menjadi kendala tersendiri.
"Selama enam penampilan lawan Jepang (Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe) ini, meski kalah terus, tapi saat final kemarin menurut saya ini (penampilan Marcus/Kevin) yang paling maksimal. Paling mendekati dan memungkinkan untuk memenangkan pertandingan," tutur Herry IP.
"Kalau Ahsan/Hendra mungkin kasusnya agak berbeda menurut saya. Karena Ahsan/Hendra dari babak pertama mereka ketemunya Jepang terus, ketat terus dan juga rubber,"
"Memang kalau ketemu Endo/Watanabe kondisi fisik kita harus benar-benar fresh," tandasnya.
(*)
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |