Rumor ini berkembang setelah pemerintah Negeri Jiran mengeluarkan kebijakan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau seperti aksi #dirumahsaja.
Namun wacana ini tampaknya sudah ditolak oleh beberapa para pemain klub sepak bola di sana.
Mereka merasa tim sebagai pemberi kerja perlu mengadakan diskusi.
Para pemain juga mengatakan mereka tak seharusnya menggunakan kuasanya tersebut dengan dalih keuangan menurun karena kurangnya kompetisi.
Hal senada juga dilontarkan oleh pemain Pahang FA, Muhammad Gopi Rizqi Rama Chandra.
Pemain dari klub yang pernah dibela Saddil Ramdani ini menyebut bahwa tak seharusnya para pesepak bola tak seharusnya menjadi korban meskipun klub menghadapi krisis keuangan.
Baca Juga: Eks Pelatih Michel Platini di Timnas Prancis Euro 1984 Tutup Usia
"Secara pribadi saya tidak setuju klub memotong gaji pemain karena akan berdampak pada performa mereka, ujar Gopi, dikutip SportFEAT.com dari Berita Harian.
Gopi juga mengatakan dengan adanya kebijakan tersebut akan terjadi jurang pemisah antara pemain yang bergaji tinggi dan rendah.
"Pemain bergaji besar tidak akan berpengaruh," kata eks pemain timnas Malaysia ini.
"Tetapi bagi mereka yang berpenghasilan rendah, berapa banyak yang tersisa untuk dibelanjakan untuk keluarganya?"
Baca Juga: Jago di Bawah Mistar Gawang, Kiper AC Milan Ternyata Takut Tehadap Satu Sosok Ini
Pemain berusia 30 tahun itu juga menambahkan FAM perlu memberi perhatian terhadap nasib pemain.
Sebelumnya, FAM dan Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) memberi tim dan pemain mereka untuk membahas pemotongan gaji.
View this post on Instagram
Source | : | Bharian.com.my |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |