SportFEAT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen ternyata dijatuhi hukuman denda akibat menyalahi aturan jersey pada final All England 2020.
Viktor Axelsen baru saja menikmati pekan turnamen yang indah pada pertengahan Maret 2020 lalu.
Ia berhasil keluar sebagai juara All England 2020 dan mencetak sejarah baru.
Viktor Axelsen mengakhiri puasa gelar All England tunggal putra Denmark dalam 21 tahun terakhir.
Pada final All England 2020 lalu, Viktor Axelsen sukses menyabet gelar juara setelah mengalahkan wakil Taiwan Chou Tien Chen.
Kemenangan Axelsen pada laga puncak BWF World Tour Super 1000 itu menang dalam permainan straight game alias dua gim langsung, 21-13, 21-14.
Namun demikian, di balik kemenangan tersebut, Viktor Axelsen rupanya dinanti oleh satu hukuman yang sudah menunggunya.
Baca Juga: Bukan karena Sakit, Ini Penjelasan Jonatan Christie Soal Proporsi Tubuh yang Semakin Kurus
Ya, Viktor Axelsen diwajibkan membayar denda sebesar 250 euro atau sekitar 4,5 juta rupiah kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Axelsen wajib membayar denda tersebut karena kesengajaannya memakai jersey berwarna senada dengan lawannya.
Pada final All England 2020 lalu, Axelsen dan Chou Tien Chen memang sama-sama mengenakan jersey berwarna putih.
Untuk diketahui, kedua pemain tersebut sama-sama disponsori oleh Yonex.
Yonex sendiri memang mengeluarkan jersey edisi khusus dan esklusif bernuansa putih dalam rangka memperingati gelaran All England 2020 yang menginjak usia 110 tahun.
Highlights | Tears of joy for @ViktorAxelsen as he defeats Chou Tien Chen for the oldest and most prestigious title on the badminton calendar ????#HSBCBWFbadminton #HSBCRaceToGuangzhou #AllEnglandOpen2020 #YAE20 #WorldTour pic.twitter.com/ZMja1GiGOw
— BWF (@bwfmedia) March 15, 2020
Seperti disebutkan dalam salah satu aturan BWF, bahwa pemain atau pasangan yang bertanding harus mengenakan jersey dengan warna berbeda (tidak sama) dengan lawan mereka.
Karena saat itu peringkat Axelsen lebih rendah -peringkat tujuh- dari Chou yang bertengger di peringkat kedua dunia, maka Axelsen lah yang seharusnya mengganti jerseynya sebelum laga final dimulai.
Namun, Axelsen nekat tetap mengenakan jersey yang juga berwarna putih.
"Ya saya nekat ambil risiko dikenai denda," kata Axelsen, dikutip SportFEAT.com dari Sport TV2 Denmark.
"Saya tetap tidak mau ganti karena saya sudah bertanding dengan jersey warna putih ini selama gelaran turnamen. Dan saya juga tahu betapa pentingnya bagi sponsor saya, Yonex, bahwa kami menjalankan tema (putih-putih) ini," ucap Axelsen.
Baca Juga: Hendra Setiawan Punya Satu Kelebihan yang Membuatnya Pantas Jadi Panutan Ganda Putra Negara Lain
Menurut Axelsen, BWF sebaiknya mengganti aturan tersebut khusus untuk gelara All England.
Ia membandingkan nilai prestisius turnamen All England layaknya ajang Wimbledon di cabang olahraga tenis, di mana semua pemain sama-sama berkostum putih.
"Saya hanya berpikir ada sesuatu yang keren apabila semua pemain memakai jersey putih seperti ini. Ya seharusnya saya tidak perlu didenda karena hal ini," ucap Axelsen.
"Di final tersebut juga semua orang tahu yang mana pemain Denmark," imbuhnya.
Namun demikian, Axelsen tidak terlalu memusingkan soal hukuman yang ia terima itu.
Terlebih, nominal denda yang ia dapatkan menurutnya masih dalam angka yang wajar.
"Saya tidak tahu apakah Yonex yang akan membayarnya, tapi saya sendiri berpikir denda itu bukan jadi masalah besar bagi saya," kata Axelsen.
(*)
Source | : | Sport.tv2.dk |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |