SportFEAT.COM - Andre Villas Boas merupakan pelatih termuda yang pernah memenangi kompetisi Eropa pada usia 33 tahun 213 hari bersama FC Porto.
Pada era sepak bola modern seperti saat ini, banyak ditemui pelatih-pelatih muda dengan segudang prestasi.
Beberapa contohnya adalah pelatih Red Bull Salzburg yakni Julian Nagelsmann yang sukses mengantarkan timnya ke babak delapan besar Liga Champions musim ini.
Akan tetapi dari beberapa nama pelatih muda di era sepak bola modern, Andre Villas Boas patut menjadi yang terdepan.
Sebab pelatih asal Portugal itu saat ini memegang status sebagai nakhoda termuda yang berhasil menjuarai kompetisi antarklub di Benua Eropa.
Baca Juga: Harvey Neville, Penerus Klan Neville di Manchester United yang Lebih Memilih Perkuat Timnas Irlandia
Andre Villas Boas sempat menjadi buah bibir di Eropa pada musim 2010-2011 saat mengarsiteki klub kampung halamannya FC Porto.
Saat itu ia berhasil membawa klub berjuluk The Dragao sebagai kampiun di ajang Liga Europa musim 2010-2011 pada usia 33 tahun 213 hari.
Di laga final turnamen kasta kedua Benua Biru, Porto sukses membungkam sesama wakil Portugal SC Braga 1-0 lewat gol tunggal Radamael Falcao.
Keberhasilan eks pelatih Chelsea itu sukses mengangkangi rekor milik penyerang legendaris Italia Giueseppe Vialli.
Pria berkepala plontos tersebut sebelumnya sempat membawa Chelsea menjuarai Piala Winners pda 1997-1998 pada usia 33 tahun 308 hari.
Baca Juga: Karier Sepak Bola Pemain Ini Hancur Selepas Ditinggal Sir Alex Ferguson Pensiun
Yang menjadi pembeda adalah status kedua orang tersebut, di mana Vialli boleh sedikit membanggakan diri.
Pasalnya saat itu ia meraih gelar Piala Winners dengan status pelatih sekaligus pemain The Blues berbeda dengan Villas Boas yang hanya menjadi pelatih.
Selain Vialli, Andre Villas Boas ternyata juga mengalahkan beberapa rekor pelatih legendaris Eropa yakni Sven-Gorran Ericksson.
Eks pelatih Lazio itu pernah membawa IFK Gothenburg menjuarai Piala UEFA pada musim 1981-1982 saat berusia 34 tahun 102 hari.
Baca Juga: Tak Sekaya Sang Rival Real Madrid, Atletico Madrid Pangkas Gaji Pemain 70 Persen
Sementara itu, Andre Villas Boas mengaku keberhasilannya membawa Porto FC menjuarai Liga Europa bukan sepenuhnya karena kontribusinya.
Pria yang akrab disapa AVB itu menyebut bahwa para pemain adalah pahlawan sebenarnya karena berjuang langsung di lapangan.
"Kami punya skuad yang bagus saat itu. Kami punya pemain-pemain yang lapar gelar," kata AVB, dikutip SportFEAT.com dari ESPN.
"Saat itu saya sangat yakin dengan apa yang akan kami hasilkan di final (Liga Europa)," ucapnya menjelaskan.
Prestasi apik bersama raksasa Liga Portugal itu ternyata sempat tak diduga oleh pecinta sepak bola saat itu.
Sebab di awal kedatangannya, pria yang pernah digadang sebagai The Next Mourinho ini sempat diragukan pengamat.
Selain pengalamannya yang dinilai minim, usia yang masih muda sebagai arsitek juga membuat banyak orang ragu.
Baca Juga: Takut Cederai Pemain, Pemain Manchester City Ini Minta Liga Inggris Musim Ini Dibatalkan Saja
Namun eks pelatih Tottenham Hotspur itu mampu menjawab semua kritikan yang menghujamnya.
Gelar pertama langsung ia berikan kepada publik Estadio do Dragao setelah membawa Porto memenangi Piala Super Portugal.
Saat itu, tim berkostum putih-biru itu menang dengan skor 2-0 atas Benfica.
Tak hanya itu ia juga pernah membawa Porto menjuarai Liga Portugal di musim selanjutnya dengan catatan impresif.
Dari 30 pertandingan, Porto berhasil memetik 27 kemenangan dan tiga hasil imbang serta unggul 21 poin dari Benfica di akhir musim.
AVB melengkapi gelar domestik dengan menjuarai Piala Portugal.
Baca Juga: Manfaatkan Rumor Paul Pogba, Manchester United Kembali Coba Dekati Pemain Ini
Setelah sukses bersama FC Porto, Andre Villas Boas memutuskan untuk hijrah ke Inggris dan bergabung bersama Chelsea.
Sayangnya selama dua tahun menakhodai The Blues, AVB gagal melanjutkan kegemilangannya dan akhirnya dipecat oleh manajemen.
Tak lama setelah hengkang dari Chelsea, AVB menerima tawaran sesama klub London Tottenham Hotspur.
Tak jauh berbeda saat menukangi Chelsea, pelatih berusia 42 tahun itu gagal melambungkan The Lilywhites.
Akibatnya, ia harus terdampar ke Rusia untuk menukangi Zenit Saint-Petersburg.
Baca Juga: Gelandang Manchester United Rela Jika Harus Kerja 'Rodi' Demi Tuntaskan Liga Inggris Musim Ini
Di negara Beruang Merah, AVB berhasil menyumbangkan trofi Liga Rusia 2014/2015, Piala Rusia 2015/2016, dan Piala Super Rusia 2015.
Dari Rusia, AVB kemudian melanjutkan kariernya ke Benua Asia dengan menukangi kontestan Liga China Shanghai SIPG.
Sayangnya ia tak bertahan lama di sana dan lebih memilih kembali ke Eropa untuk menukangi Olympique Marseille pada 2019.
Baca Juga: Kakak Cristiano Ronaldo Mencak-mencak Setelah Adiknya Disamakan dengan Seorang Gelandangan
View this post on Instagram
Source | : | ESPN,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |