Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti tidak menampik bahwa penundaan Olimpiade Tokyo 2020 tersebut membuat PBSI kini harus mengatur ulang program-program yang tleah direncanakan sebelumnya.
"Perubahan jadwal olimpiade tentu ada dampaknya buat atlet, mereka harus mempersiapkan diri lebih lama," tutur Susy Susanti dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Susy menjelaskan bahwa kondisi tersebut kini mengharuskan PBSI merancang kembali program mereka seefektif dan seefisien mungkin, terutama bagi para pemain yang diprioritaskan menuju Olimpiade Tokyo 2020.
"Kondisi tubuh harus dijaga, performa nanti ditingkatkan lagi dan diatur ulang sehingga puncaknya bisa dicapai di olimpiade," ucap Susy.
Baca Juga: Ganda Putra Nomor Satu India Andalkan 2 Pelatih Asal Indonesia Menuju Olimpiade Tokyo 2020
Saat ini para pemain pelatnas PBSI masih bernaung di asrama dan tetap menjalani rutinitas latihan meski dengan intensitas yang lebih rendah.
PBSI tetap memonitor seluruh kegiatan para pemain dengan tetap menerapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pencegahan virus Corona.
"Latihan sekarang ini tetap ada, mencakup teknik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa, stroke akurasi saja. Porsi latihannya sekitar 40-50 persen saja, yang terpenting saat ini menjaga kesehatan atlet," kata Susy.
"Jadi menyesuaikan dengan kondisi atlet, program sesuai arahan pelatih masing-masing sektor," imbuh peraih medali emas Olimpiade 1992 itu.
(*)
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |