SportFEAT.COM - Mantan kiper Liverpool, Jerzy Dudek, menceritakan pengalaman tak terlupakan kala The Reds menjuarai Liga Champions musim 2004-2005.
Liverpool pantas mengenang drama babak final Liga Champions musim 2004-2005.
Saat itu, klub berjuluk The Reds itu berhasil merengkuh trofi Si Kuping Besar usai memenangi laga dramatis melawan AC Milan.
Saking ikonik-nya babak puncak tersebut, banyak pihak khususnya pendukung Liverpool menyebut laga tersebut sebagai Miracle of Istanbul, yang merujuk pada lokasi pertandingan.
Salah satu aktor utama di balik kemenangan Liverpool yakni sang kiper Jerzy Dudek pun menceritakan pengalaman tak terlupakannya.
Baca Juga: Cerita Cristiano Ronaldo yang Pernah Latihan di Semak-semak saat Perkuat Manchester United
Kiper asal Polandia itu mengisahkan pada saat itu, ia dan rekan-rekannya sempat mengalami jatuh mental usai tertinggal tiga gol dari AC Milan di babak pertama.
Gol-gol klub berjuluk Rossonerri itu dicetak oleh kapten tim Paolo Maldini dan Hernan Crespo (dua gol).
"Kami (para pemain) tertunduk lesu ketika babak pertama berakhir. Begitu juga raut wajah pelatih kami (Rafael Benitez) dan semua fans di Istanbul," kata Dudek, dikutip SportFEAT.com dari Sky Sports.
"Saat itu, kami kesulitan mengimbangi permainan mereka," katanya melanjutkan.
Ketika harapan untuk merengkuh trofi kelima bagi Liverpool mulai sirna, dewi fortuna menghampiri Steven Gerrard dkk.
Baca Juga: Mantan Bomber Kontroversial Real Madrid Ini Sebut Dirinya Lebih Ganteng Ketimbang David Beckham
Tak terduga, di babak kedua The Reds seakan menemukan "harapan kedua" usai memborbadir tiga gol ke gawan AC Milan yang dikawal Nelson Dida.
Dimulai dari lesakan sang kapten Steven Gerrard, kemudian Vladimir Smicer dan ditutup oleh Xabi Alonso.
Liverpool akhirnya sukses memaksa AC Milan untuk menjalani babak perpanjangan.
Kejadian itu sontak kembali membangkitkan semangat para penggawa asuhan Rafael Benitez untuk merengkuh trofi Liga Champions.
"Kami sempat tidak percaya dengan kejadian tersebut. Saat tahu kami bisa menyamakan kedudukan, teman-teman semakin bersemangat ketika harus menggelar adu penalti," tutur Dudek mengenang.
Setelah pertandingan berakhir imbang hingga babak perpanjangan waktu digelar, angin kemenangan mulai berembus ke skuad The Reds.
Hal itu tak terlepas dari eksekusi sempurna dua penendang pertama Liverpool Djibril Cisse dan Dietmar Hamann.
Sebaliknya dua algojo Rossonerri yakni Serginho dan Andrea Pirlo gagal menunaikan tugasnya dengan baik, yang membuat AC Milan kehilangan kepercayaan diri.
Puncak drama "Miracle of Istanbul" terjadi saat penendang kelima AC Milan Andriy Shevchenko maju sebagai algojo.
Shevchenko yang juga menjadi pahlawan AC Milan saat mengalahkan Juventus di final Liga Champions 2003, gagal mengeksekusi penalti dengan baik.
Tendangannya mampu dihalau dengan baik oleh aktor utama kemenangan Liverpool di babak adu penalti saat itu, Jerzy Dudek.
"Dia sempat mengecoh saya saat akan menengan ke arah tengah. Tapi, saya bisa menghalaunya dengan kaki saya," ungkap Dudek.
Trofi Si Kuping Besar pun sah menjadi milik Liverpool setelah mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-2 atas AC Milan.
Menjadi pahlawan di partai final Liga Champions itu, Jerzy Dudek justru mengalami nasib nahas di musim berikutnya.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Jersey Kandang Paris Saint-Germain Ternyata Terinspirasi dari Ajax Amsterdam
Penjaga gawang asal Polandia itu harus rela tergeser dari tempat utama setelah Rafael Benites mendatangkan Pepe Reina.
Dudek akhirnya memutuskan untuk hengkang dari klub yang telah membesarkan namanya dan memilih bergabung dengan Real Madrid pada 2007.
Sayangnya di klub berjuluk Los Blancos itu, mantan pemain timnas Polandia itu hanya menjadi pelapis Iker Casillas.
Jerzy Dudek akhirnya membuat keputusan penting dalam hidupnya dengan menyatakan pensiun pada 2011.
Baca Juga: Bukan Virgil van Dijk Atau Sergio Ramos, Inilah Bek yang Paling Dibenci oleh Lionel Messi
View this post on Instagram
Source | : | Sky Sports |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |