Insiden tersebut terjadi saat Cabanas dan sang istri yang tengah pergi ke sebuah cafe bernama Bar-Bar di Mexico City (Meksiko) pada 25 Januari 2010.
Saat itu, Cabanas dan istrinya ingin menenangkan diri setelah pertandingannya bersama timnya, Club America melawan Morella.
Menurut kesaksian seorang pramuniaga, Cabanas mengalami perampokan ketika sedang berada di toilet.
Baca Juga: Kiper Utama Real Madrid Mengaku Mengidolakan Dua Sosok Penjaga Gawang Senior Ini
Perampok bernama Jose Balderas Garza dari geng perdagangan narkoba menodongkan pistol ke dahi Cabanas sebagai bentuk ancaman.
Cabanas yang telah pasrah dengan aksi perampok tersebut justru menantang balik dengan mengatakan: "Apa yang kau tunggu?".
Si perampok akhirnya menarik pelatuk pistol dan seketika pemain yang kini membela Tanabi Esport Clube itu langsung tergeletak dengan penuh darah.
Beruntung bagi Cabanas, lantaran nyawanya sempat tertolong usai dibawa ke rumah sakit.
Akan tetapi, dokter yang menanganinya saat itu tak ingin mengambil risiko untuk melakukan operasi pengangkatan peluru yang "tertanam di kepalanya".
Baca Juga: Baru Tampil Sekali, Marcos Rojo Minta Manchester United Perpanjang Masa Peminjamannya
Kasus itu pun mengejutkan Meksiko dan Amerika Selatan.
Setelah kejadian itu, Cabanas dinyatakan koma selama sepuluh hari sebelum akhirnya melewati masa kritis setelah 37 hari dirawat intensif.
Setelah menjalani pemulihan, Cabanas masih berharap bisa ambil bagian untuk Paraguay pada gelaran Piala Dunia 2010.
Bak jatuh tertimpa tangga, pria kelahiran 5 Agustus 1980 itu dicoret dari daftar pemain untuk Piala Dunia 2010.
Baca Juga: Kerap Menjadi Andalan Real Madrid, Karim Benzema Tak Tutup Kemungkinan Pensiun di Klub Masa Mudanya
"Saya ingat semuanya. Insiden itu (penembakan) untuk mencegah saya menghadiri Piala Dunia dan membantu Paraguay memenangkan gelar," ujar Cabanas.
"Pria yang berdiri di sebelah saya berbalik dan menghina saya.
"Dia berteriak: Hari ini aku akan membunuhmu. Anda mencuri uang dari orang Meksiko. Lalu dia menarik pelatuknya," imbuhnya, dilansir SportFEAT.com dari TyC Sport.
Atas kejadian itu pula, Salvador Cabanas harus melewatkan kesempatan mencicipi karier bersama raksasa Liga Inggris, Manchester United.
"Sebelum tertembak, aku telah mencapai kesepakatan untuk bergabung Manchester United untuk 1,5 juta pound," ucap Cabanas, dikutip SportFEAT.com dari ABC Color.
"Di Amerika, mereka melipatgandakan gajinya, menyumbangkan dua rumah di Acapulco. Dan Cancun hanya agar aku tidak tinggal."
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Kim Jong-un Ternyata Seorang Pendukung Garis Keras Manchester United
Pada April 2010, klub berjuluk Setan Merah itu justru memboyong Javier Hernandez dari Chivas Guadalajara, yang notabene merupakan klub rival Club America.
Tak hanya itu, Salvador Cabanas juga harus menerima kenyataan pahit setelah klubnya Club America mencoret namanya dari skuad.
Rumah-rumah yang dijanjikan Club America pun harus dikubur dalam-dalam oleh pria berpostur 173 cm itu.
View this post on Instagram
Source | : | ABC,TyC Sports,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |