SportFEAT.COM - Ada beberapa cara yang diterapkan Vietnam hingga bisa bebas virus Corona dan bersiap kembali melanjutkan kompetisi sepak bola di negara tersebut.
Vietnam dikabarkan sudah bersiap untuk kembali menggelar kompetisi sepak bola usai dinyatakan terbebas dari virus Corona.
Diberitakan SportFEAT.com sebelumnya, kompetisi Liga Vietnam berencana untuk dilanjutkan pada 15 Mei 2020 mendatang.
Vietnam pun didapuk menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menyatakan diri bebas virus Corona dan siap untuk kembali menggelar kompetisi sepak bola.
Baca Juga: Sudah Bebas Virus Corona, Vietnam Siap Jadi Negara Asia Tenggara Pertama yang Lanjutkan Kompetisi
Salah satu kontestan Liga Vietnam, HCM City FC diketahui sudah melaksanakan sesi latihan bersama kembali.
Meski begitu, rencana untuk kembali menggelar kompetisi tersebut dikabarkan masih menunggu lampu hijau dari pihak Pemerintah Vietnam.
Di sisi lain, kabar tersebut tentu menjadi sebuah kabar positif di tengah kemelut pandemi virus Corona.
Pertanyaan pun mulai muncul tentang bagaimana Vietnam mampu mengatasi permasalahan global tersebut.
Dilansir SportFEAT.com dari DW, salah satu rahasia Vietnam mampu menekan angka kematian akibat virus Corona tidak lain karena ketatnya aturan pemerintah setempat.
Sejauh ini, tidak ada laporan kematian akibat virus Corona di Vietnam.
Adapun jumlah kasus positif virus Corona pun 'hanya' tercatat sebanyak 268 kasus.
Baca Juga: Satu Watak Ini Bikin Mike Tyson Yakin Floyd Mayweather Punya Bakat Hebat Selain Petinju
Apabila dirangkum, setidaknya Vietnam melakukan tiga langkah besar yang membuat negara mereka sukses mencegah penyebaran virus Corona yang terbilang masif dalam menyerang secara global.
Yang pertama, adanya kebijakan ketat dan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat Vietnam, bahkan sejak kabar virus Corona mulai terendus media pada awal 2020 lalu.
Pada 12 Februari 2020 lalu misalnya, Vietnam bahkan langsung mengkarantina berbagai kota di dekat Hanoi -yang notabene ibukota Vietnam- sekitar tiga minggu dan melakukan penelusuran lengkap semua orang yang terindikasi virus Corona.
Siapapun yang baru saja pergi dari wilayah zona merah dan mendarat ke Vietnam wajib menjalani masa karantina 14 hari. Sekolah dan universitas juga sudah diliburkan sejak awal Februari 2020 lalu.
Yang kedua adalah sebuah perumpamaan perang melawan virus Corona.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, pernah berujar bahwa setiap warga negara, setiap aspek bisnis dan setiap arena perumahan diibaratkan sebagai benteng untuk mencegah epidemi ini Virus Corona.
Sedangkan yang ketiga adalah, Vietnam tak hanya bergantung pada teknologi dan medical check-up.
Sebagai negara berkembang, Vietnam menyadari bahwa mereka kalah dari segi teknologi layaknya yang diterapkan pemerintah Korea Selatan atau beberapa negara Eropa, yang bisa melakukan rapid test besar-besaran.
Untuk itu, Vietnam diketahui jauh lebih menggalakkan sistem pengawasan publik yang luas oleh militer mereka yang juga disegani oleh masyarakat di sana.
Pejabat yang berwenang dan beberapa mata-mata partai pemerintah Vietnam dapat ditemui di setiap sudut jalan dan di setiap desa, yang mana hal ini mampu menekan para penduduk yang 'ngeyel'.
(*)
Source | : | DW |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |