SportFEAT.COM - Mantan penggawa timnas Inggris Sol Campbell pernah mengungkap keluh kesahnya soal ketidakadilan yang ia rasakan selama memperkuat skuad Tiga Singa.
Beberapa tahun silam, mantan pemain timnas Inggris Sol Campbell pernah merasa tindakan tidak adil juga terjadi dalam Asosiasi sepak bola Inggris (FA).
Ketidakadilan yang Sol Campbell maksud adalah soal isu rasial.
Sudah menjadi lagu lama kasus rasisme terus mewarnai kancah sepak bola dunia.
Baca Juga: Gara-Gara Aksi Ini, Bek Persija Samakan Marco Simic dengan Cristiano Ronaldo
Campbell yang pernah membela Arsenal mengungkap hal itu pernah ia alami terutama soal penunjukan kapten timnas Inggris.
Pria 45 tahun itu tak segan mengatakan bahwa sebenarnya ia bisa saja mengenakan ban kapten timnas Inggris andai terlahir sebagai orang berkulit putih.
Hal tersebut ia katakan dalam buku biografinya yang dirilis oleh majalah Sunday Times.
"Saya percaya andai saya berkulit putih maka saya bisa saja menjadi kapten timnas Inggris dalam 10 tahun," ujar Campbell dilansir SportFEAT dari The Guardian.
"Mereka tidak mengizinkan ada pemain kulit hitam yang menjadi kapten di timnas senior," tambahnya.
Kala itu Sol Campbell kalah bersaing dengan pemain inggris lainnya yaitu Michael Owen.
Baca Juga: Kisah di Balik Pertemuan Mike Tyson dengan Wayne Rooney 20 Tahun Silam
Kasus ketidak adilan yang menimpa Campbell sendiri ini bukan yang pertama kalinya.
Campbell pernah menadapat ejekan dari para pendukung Tottenham yang kecewa dirinya pindah ke Arsenal.
Sepanjang laga kala Arsenal bertemu dengan Tottenham para pendukung The Lilly White kerap melontarkan ejekan, siulan dan hal berbau rasis kala Campbell membawa bola.
Baca Juga: Ada Nama Gelora Bung Karno dalam Nominasi Stadion Termegah Asia Tenggara
Meski begitu Campbell tetap bersedia membela timnas Inggris, dirinya telah tampil bersama Inggris dengan 73 penampilan.
Dimana dirinya tampil dalam tiga edisi Piala Eropa (1996, 2000, 2004) dan tiga edisi Piala Dunia (1998, 2002, dan 2006).
(*)
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Ridwan Budiman |
Editor | : | Nestri Yuniardi |