SportFEAT.COM - Mantan pebulu tangkis tunggal putra legendaris Indonesia, Taufik Hidayat mengklaim bahwa banyak cara yang digunakan ASN korupsi di bidang olahraga.
Taufik Hidayat kembali meramaikan headline media utama di Indonesia.
Namun kali ini bukan soal prestasi Taufik Hidayat di bidang bulu tangkis.
Melainkan tentang pernyataan dan kritikan pedas yang ia lontarkan pada pihak Kemenpora dan instansi olahraga lain termasuk PBSI.
Baca Juga: Taufik Hidayat Justru Tak Ingin Dua Anaknya Berprofesi sebagai Atlet
Sebelumnya, Taufik Hidayat sendiri sudah mulai diperbincangkan lantaran menjadi saksi kasus dugaan suap yang menyeret nama mantan Menpora Imam Nahrawi.
Taufik sendiri mengakui bahwa ia menjadi perantara dalam memberikan segepok uang bernilai 1 miliar rupiah kepada asisten Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Namun, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menegaskan bahwa ia tak tahu-menahu soal kegunaan uang tersebut.
Kini Taufik kembali muncul dengan pernyataan pedasnya tatkala menjadi bintang tamu dalam talkshow bersama Deddy Corbuzier via podcast.
Dilansir SportFEAT.com dari Kompas.com, dalam bincang-bincang itu, Taufik bahkan membongkar trik-trik korupsi di kubu Kemenpora.
Dari penuturan Taufik, ia menyebut bahwa korupsi tidak hanya dilakukan para pejabat tinggi, sekelas menteri, tapi juga anggota dibawahnya alias Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca Juga: Taufik Hidayat Masuk Skuad 'Dream Team' Piala Thomas Versi Lee Chong Wei
"Saya bilang, mau menteri siapa pun, kalau enggak diganti separuhnya, olahraga akan begini terus, enggak bakal bisa maju. Itu harus setengah gedung dibongkar, tikusnya banyak banget," ucap Taufik Hidayat.
"Sekarang begini, ada 500 atlet. Kita di pelatnasin di hotel. Untuk harga, katakanlah per atlet jatahnya Rp 500.000,"
"Kalau kita masukin orang banyak ke hotel itu, kan suka dapat diskon," lanjutnya.
Taufik menjelaskan bahwa diskon tersebut nantinya bisa diambil oleh anggota ASN yang mengampu tuigas tersebut.
"Rp 100.000 kali 1.000 (500) berapa duit? Per hari," kata Taufik.
Apabila diperhitungkan lebih lanjut, maka satu hari dengan catatan 500 atlet, bisa tercapai 50 juta rupiah.
Sementara jika dikalikan dalam satu bulan alias 30 hari, maka uang diskon yang diskon yang didapat bisa mencapai 1,5 miliar rupiah.
Lebih lanjut, Taufik yang juga menyebut bahwa dalam isi gedung Kemenpora banyak 'tikus-tikus' berdasi berkeliaran.
Baca Juga: Latihan Bersama Para Ganda Putra Top Dunia Jadi Kesempatan Emas Leo Rolly Carnando
"Makanya, dia (koruptor) bilang 'kerja saya PNS (gaji) segini-segini saja', itu omong kosong semua," kata taufik.
"Kok mereka bisa bertahan, punya rumah, mobil, cicilan berapa, hidup di Jakarta? Come on!" tandasnya.
(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |