SportFEAT.COM - Ada satu pesan dari Liliyana Natsir yang rupanya terus-menerus diingat oleh pemain ganda campuran andalan Indonesia saat ini, Melati Daeva Oktavianti.
Melati Daeva Oktavianti kini jadi salah satu pemain ganda campuran yang disegani dunia.
Bersama Praveen Jordan, Melati Daeva Oktavianti kini sudah bertengger di peringkat empat dunia.
Insting di depan net dari permainan Melati juga mulai membahayakan lawan.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Mike Tyson Punya Enam Tato dengan Makna Terselubung
Sergapan cepat dan pancingan di depan net dari Melati kerap membantu Praveen melancarkan serangan jitu ke arah lawan.
Kombinasi permainan Melati dan Praveen bahkan pernah dinilai sebagai pasangan yang pas oleh salah satu komentator BWF, Morten Frost.
Saling melengkapi baik dari segi teknis maupun non teknis saat bertanding di lapangan.
Melati sendiri baru dipasangkan dengan Praveen pada 2018. Sebelumnya ia beberapa kali ganti pasangan dengan Alfian Eko Prasetya dan Ronald Alexander.
Namun, dengan Praveen Jordan inilah, tandem Melati bisa terbilang paling sukses. Pola permainan Melati pun bisa dikatakan meningkat tajam.
Buah manis dari kerja keras Melati itu rupanya tidak lepas dari prinsipnya yang memegang teguh pesan dari senior sekaligus mantan pemain ganda campuran andalan Indonesia, Liliyana Natsir.
Baca Juga: Komentator Asing Sebut Melati Daeva Oktavianti Adalah Sosok Tepat bagi Praveen Jordan
"Ada pesan dari Cik Butet (Liliyana Natsir -red) yang selalu saya ingat," kata Melati mengawali, dilanisr SportFEAT.com dari Antara, dalam sesi Live Instagram Badminton Indonesia.
"Yaitu, kita harus terus berjuang, tidak boleh gampang menyerah, dan selalu yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa," kata Melati melanjutkan.
Pesan dari Liliyana Natsir ini nyatanya pernah dibuktikan Melati dengan tindakan nyata.
Beberapa diantaranya bahkan tergambar dari perjalanan Melati tatkala meraih gelar juara dari turnamen bergengsi bersama Praveen.
Praveen/Melati pernah beberapa kali nyaris kalah tatkala berhadapan dengan ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong serta Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Entah dari tertinggal saat match point di gim penentuan, tertinggal lalau menjalani epic comeback, sampai tertinggal cukup telak dan nyaris kalah namun seketika bisa membalikkan keadaan.
Salah satu bukti nyata pantang menyerah dari Melati dan Praveen pernah terjadi pada All England 2020 lalu saat bertemu Wang/Huang.
Kala itu, Praveen/Melati sudah tertinggal 10-18 dan nyaris kalah. Namun perlahan secara heroik mereka berhasil membalikkan keadaan dan sukses menumbangkan Wang/Huang.
Praveen/Melati pada akhirnya sukses menjadi juara All England 2020 setelah menaklukkan ganda campuran peringkat tiga dunia asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.
(*)
Source | : | Antara |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |