SportFEAT.COM - Pemain ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo dikenal punya satu senjata khas yang paling sering bikin lawan, termasuk Marcus/Kevin cukup kesulitan.
Hiroyuki Endo menjadi salah satu pemain ganda putra yang sudah masuk usia senior namun mampu tetap bersinar.
Ia merupakan pemain satu angkatan dengan ganda putra senior Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Rekan duetnya dahulu adalah Kenichi Hayakawa yang kini sudah pensiun, keduanya sempat bertengger di peringkat dua dunia.
Baca Juga: Takeshi Kamura Segera Pensiun Tahun Depan, Marcus/Kevin Wajib Waspada
Adapun saat ini Hiroyuki Endo juga masih belum kehilangan pamorrnya.
Meski tak lagi bersama Hayakawa, Hiroyuki Endo mampu bersaing dengan ganda putra papan atas dunia saat ini dengan partner yang lebih muda, Yuta Wawtanabe.
Bahkan, bisa dibilang duet Hiroyuki Endoa/Yuta Watanabe cenderung lebih menakutkan.
Endo/Watanabe memang masih bercokol di peringkat lima dunia.
Namun mereka menjadi salah satu lawan yang patut diperhitungkan. Endo/Watanabe bahkan sudah 'dikenal' sebagai musuh bebuyutan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Rekor pertemuan kedua pasangan masih dimenangi Endo/Watanabe dengan skor 6-2.
Salah satu keunikan pasangan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe terletak pada pola bermain mereka.
Baca Juga: Kesibukan Ratu Bulu Tangkis Dunia asal Taiwan Selama Jeda Kompetisi
Alih-alih mengandalkan serangan smes tajam, keduanya, khususnya Hiroyuki Endo lebih mengedepankan aspek defens alias bertahan.
Defens dari Hiroyuki Endo ini tidak bisa dianggap sepele, sebab ia seeringkali membuat lawan-lawannya frustrasi karena tembok pertahanan yang amat rapat.
Salah satu keunggulan pemain 33 tahun itu pun pernah diungkit oleh mantan ganda putra top Denmark, Mathias Boe.
Boe pernah menilai bahwa Endo adalah salah satu ganda putra dengan defens kokoh dan sulit ditembus.
"Saya sangat terkesan dengan perkembangan Hiroyuki Endo," ungkap Boe.
"Defensnya telah berubah dari bagus menjadi sangat bagus dan dia gesit seperti rusa," lanjutnya.
Baca Juga: Tak Hanya Prestasi, 2 Hal Ini Ternyata yang Mampu Membuat Liliyana Natsir Dijadikan Sosok Idola
Pola bermain defens sebenarnya jarang ditemukan di permainan ganda putra. Pasalnya, seperti penuturan pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, pola defens di ganda putra cenderung sulit memenangi banyak gelar.
"Sangat jarang ada pemain dengan gaya bertahan seperti Endo/Watanabe lalu mampu meraih banyak gelar dalam waktu lama," ujar Herry IP dikutip dari Badminton Indonesia.
"Di ganda putra, mereka yang bermain lebih menyerang yang akan bertahan lama dan sukses meraih banyak gelar," tukasnya.
Endo/Watanabe memang masih minim gelar juara dalam duet mereka sejak dipasangkan pada 2016 lalu.
Baca Juga: Jadi Ketua Umum Baru PBSI, Agung Firman Sampurna Punya Lima Program Unggulan
Akan tetapi perlahan kini Endo/Watanabe mampu membuktikan bahwa pola bermain mereka akhirnya terbayarkan dengan hasil manis.
Salah satu buktinya adalah ketika mereka mampu menjuarai All England 2020.
Di turnamen Super 1000 itu, mereka mampu menumpas dua ganda putra Indonesia yakni Ahsan/Hendra di babak perempat final dan Marcus/Kevin di laga puncak.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |