SportFEAT.COM - Saran dari Valentino Rossi yang sudah malang melintang di MotoGP masih belum bisa mengubah sifat keras kepala para teknisi Jepang Yamaha untuk melakukan perbaikan pada mesin mereka.
Valentino Rossi menjadi pembalap Yamaha yang paling vokal untuk terus mengkritik buruknya performa mesin tim sejak beberapa tahun lalu.
Ia berulang kali merasa bahwa mesin Yamaha masih terus berkutat pada masalah yang sama.
Selama ini Yamaha diketahui banyak diterpa berbagai badai masalah teknis pada YZR-M1 mereka.
Degradasi ban hingga persoalan bobot motor yang merembet ke masalah engine failure pernah dikeluhkan Valentino Rossi.
Ajang MotoGP 2020 pun bisa jadi cerminan masih minimnya perbaikan yang dilakukan Yamaha pada mesin YZR-M1.
Hal ini terlihat saat Rossi balapan di seri perdana MotoGP 2020 lalu, ketika ia tiba-tiba harus terhenti dan tak bisa melanjutkan balapan.
Tidak berhenti sampai di situ, juara dunia sembilan kali itu kembali mengalami masalah teknis saat balapan di seri Valencia.
The Doctor tak tinggal diam dan kembali memberikan masukan ke paddock.
Tetapi, masalahnya, mengubah pemikiran para teknisi Jepang Yamaha rupanya tidak mudah.
"Yang bisa saya lakukan adalah memberikan semua pengalaman saya dan mencoba mengatakan apa yang kami butuhkan," kata Valentino Rossi kepada Autosport beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Satu Masalah Ini Disebut Stefan Bradl Jadi Biang Keladi Penderitaan Honda
"Tetapi, dari waktu ke waktu kami masih saja mengalami masalah yang hampir serupa. Jadi saya sudah berpikir bahwa tahun depan pun kami tidak banyak berubah," ucap Rossi.
Pembalap 41 tahun itu pun mulai ragu ia akan dilibatkan dalam pengembangan mesin M1 pada MotoGP 2021. Apalagi ia akan pindah ke tim satelit Petronas Yamaha.
"Saya pikir, saya akan terlibat sebagaimana terlihat seperti di tahun ini," ujar Rossi.
Baca Juga: Mantan Mekanik Bongkar Perlakuan Honda yang Bikin Valentino Rossi Hengkang ke Yamaha
"Jadi, tidak banyak berubah. Kita semua sudah bisa pahami apakah saya sangat dilibatkan atau tidak tahun ini," ucapnya.
Rossi merasa keluhan apapun yang sudah ia sampaikan sebenarnya didengar oleh para teknisi Jepang.
Namun, pembalap asal Italia itu masih merasa bahwa teknisi Jepang Yamaha memiliki sifat keras kepala dan sulit diyakinkan.
Hal ini pernah diakui Manajer Tim Yamaha, Lin Jarvis. Jarvis juga pernah bilang bahwa mengubah mindset teknisi Jepang itu sulit, karena mereka punya data dan setting dari pembalap lain yang tidak mengalami masalah dan cenderung baik-baik saja.
Beberapa tahun lalu, mungkin Valentino Rossi terlihat sebagai pembalap Yamaha yang paling banyak mengeluh karena berbagai masalah yang ia derita.
Namun musim ini, sepantasnya Yamaha mulai benar-benar mendengarkan Rossi.
Insiden rem blong Maverick Vinales dan menurunnya performa pembalap Petronas Yamaha yang juga dibekali M1 2020, Fabio Quartararo, sudah menjadi bukti bahwa masih ada masalah dengan mesin mereka.
"Saya pikir, teknisi Jepang sebenarnya mendengar semua saran dari kami para pembalap, tetapi pada akhirnya mereka tetap melakukan apa yang mereka ingin lakukan," ujar Rossi.
"Mereka sudah punya pemikiran sendiri tentang apa yang ingin mereka lakukan," kata Rossi lagi.
Baca Juga: Aspek yang Ingin Diperbaiki Fabio Quartararo setelah Gagal Total pada MotoGP 2020
Di sisi lain, pembalap Petronas Yamaha lainnya, Franco Morbidelli, memang bisa jadi pembalap Yamaha paling mending.
Morbidelli mengoleksi tiga gelar juara dan dua podium serta berhasil jadi runner-up juara dunia MotoGP 2020.
Hanya saja, perlu diingat bahwa Morbidelli menggunakan motor M1 2019 jenis spec-A yang sudah dimodifikasi.
Source | : | Autosport,Crash.net |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |