SportFEAT.com - Marcus/Kevin menjawab pertanyaan tentang penyebab mereka selalu kalah dari musuh bebuyutan asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memiliki prestasi fantastis sepanjang 3 tahun terakhir.
Sejauh ini, pasangan ganda putra Indonesia nomor satu dunia itu telah memijak 19 kali babak final turnamen BWF World Tour.
Dari 19 kali melangkah ke final itu, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya hanya pernah kalah dua kali.
Dua kekalahan itu terjadi pada 2018 dan 2020.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Indonesia Sebut Marcus Fernaldi Gideon Tak Miliki Skill Istimewa
Pada 2018, The Minions kalah di final French Open dari Han Cheng Kai/Zhou Hao Dong (China).
Sedangkan pada 2020, mereka tumbang di final All England Open.
Namun, kekalahan inilah yang bisa dibilang sebagai kekalahan menyakitkan.
Sebab, Marcus/Kevin tak hanya gagal meraih gelar All England ketiga mereka, tetapi juga lagi-lagi kandas di tangan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Sebagai informasi, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe sudah dikenal sebagai musuh bebuyutan Marcus/Kevin sejak 2019 lalu.
Kedua pasangan sudah 8 kali berjumpa, dan Marcus/Kevin telah mengalami kekalahan beruntun dari mereka sebanyak 6 kali, terhitung dari 5 pertemuan sepanjang 2019 hingga terakhir di All England 2020.
Artinya, Marcus/Kevin sampai saat ini belum menemukan "obat" untuk meredam Endo/Watanabe.
Kekalahan beruntun yang demikian tentu membuat mereka frustrasi.
Apalagi peraih medali emas Asian Games 2018 itu juga berstatus sebagai ganda putra terbaik dunia.
Baca Juga: Marcus/Kevin Ungkap Penyebab Mereka Selalu Gagal di Kejuaraan Dunia
Dalam wawancara BWF, Marcus/Kevin pun tak lepas dari pertanyaan seputar kegagalan mereka itu.
Di kesempatan itu, Marcus dan Kevin memaparkan penyebab utama mereka sering sulit menghadapi Endo/Watanabe.
"Mungkin karena mereka percaya diri sekali, setelah selalu berhasil menang dari kami dalam beberapa pertemuan terakhir," ungkap Marcus.
Baca Juga: Comeback Molor, Marcus/Kevin Kepincut Duo Ganda Putra Pekerja Keras
Selain dari sisi percaya diri, Kevin Sanjaya lantas menambahkan bahwa Endo/Watanabe adalah tipikal ganda putra dengan pola permainan yang lebih mengusung defense alias pertahanan.
Endo/Watanabe pun tak mudah dikalahkan hanya dengan satu-dua serangan.
"Pertahanan mereka kuat dan tidak gampang mati (poinnya). Mereka juga sangat percaya diri," timpal Kevin.
Uniknya, jika Marcus/Kevin selalu kalah dari Endo/Watanabe, Endo/Watanabe sendiri lebih sering kalah jika menghadapi ganda putra Indonesia nomor 2 dunia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Ahsan/Hendra tercatat unggul dalam head-to-head melawan Endo/Watanabe dengan angka 6-2.
Baca Juga: Lingkaran Setan, Alasan Utama BAM Pecat 5 Pemain Senior di Tengah Perjuangan ke Olimpiade Tokyo 2020
Baca Juga: Mohammad Ahsan Ungkap Satu Kunci Sederhana Tumbangkan Musuh Bebuyutan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya
The Daddies sendiri mengaku bahwa kunci mereka menaklukkan Endo/Watanabe adalah kesabaran.
"Yang pasti kuncinya harus sabar," ujar Mohammad Ahsan dalam wawancara bersama PB Djarum.
"Kita ngga bisa sekali dua kali pukul langsung berharap mati (dapat poin). Diadu terus (pukulannya), kuat-kuatan saja."
"Dari hati memang harus sabar, sudah paham kalau ketemu mereka pasti bakal main reli panjang," ucap peraih medali emas Asian Games 2014 itu.
"Dan kita harus siap fisik dan stamina, karena memang pemain Jepang itu ulet," tukasnya lagi.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | BWF,PB Djarum |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |