SportFEAT.com - Fakta menarik Swiss Open, tunggal putri Indonesia pernah mampu mengalahkan Carolina Marin hanya dalam dua gim langsung.
Seiring dengan bergulirnya Swiss Open 2021, BWF menghadirkan beberapa catatan menarik yang terkait dengan riwayat turnamen BWF World Tour Super 300 itu.
Salah satunya adalah fakta menarik tentang keberhasilan salah satu tunggal putri Indonesia yang pernah mampu mengandaskan Carolina Marin.
Carolina Marin sendiri dikenal sebagai salah satu tunggal putri yang paling ditakuti.
Baca Juga: Swiss Open 2021 - Misi Berat Rinov/Pitha usai Jadi Harapan Satu-satunya di Ganda Campuran
Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu sudah pernah menjadi juara dunia 3 kali, yakni pada 2014, 2015 dan 2018.
Prestasi Carolina Marin pun sudah tak perlu diragukan lagi.
Selain juara dunia 3 kali serta menggondol medali emas Olimpiade, pemain asal Spanyol itu juga sudah langganan juara di turnamen BWF.
Marin bahkan mampu melakukan comeback fenomenal di tahun 2019 lalu.
Setelah cedera ACL parah di Indonesia Masters 2019, Carolina Marin absen panjang hingga 8 bulan.
Namun di turnamen keduanya pascacedera, China Open 2019, ia mampu langsung jadi juara mengandaskan lawan-lawan berat sekelas Nozomi Okuhara (Jepang).
Baca Juga: Swiss Open 2021 - Satu Tunggal Putri Batal Tampil Akibat Covid-19
Namun begitu, di balik penampilan fenomenalnya, Marin ternyata baru dua kali tampil di ajang Swiss Open.
Sebelum mendaftarkan diri di Swiss Open 2021, Marin tercatat hanya pernah satu kali main di Basel, yakni pada Swiss Open 2011.
Hasilnya pun saat itu tidak terlalu memuaskan.
Baca Juga: Jadwal Swiss Open 2021 - Leo/Daniel Tanding Malam Ini! 5 Wakil Indonesia Berebut Tiket Babak Kedua
Pasalnya, Carolina Marin kala itu tersingkir di babak kedua usai menelan kekalahan alot dari tunggal putri Indonesia, Lindaweni Fanetri.
Ya, Lindaweni Fanetri sukses mengandaskan Carolina Marin di Swiss Open 2011 dalam 2 gim langsung.
Lindaweni yang saat itu menjadi salah satu tumpuan tunggal putri Indonesia, berhasil menang atas Marin dengan skor kembar 22-20, 22-20.
Di tahun 2011, penampilan Lindaweni Fanetri dan Carolina Marin sedang baru-barunya di ajang turnamen BWF. Usia mereka saat itupun masih muda.
Kendati tidak melesat seperti karier Marin, Lindaweni Fanetri menjadi salah satu eks tunggal putri Indonesia yang paling sering diingat selain Maria Kristin Yulianti yang memenangkan medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 serta legenda Susy Susanti yang meraih emas Olimpiade Barcelona 1992.
Pasalnya, prestasi terbesar Lindaweni adalah mampu memenangkan medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015. Hingga saat ini, belum ada lagi tunggal putri Indonesia yang mampu menyamai prestasi Linda tersebut.
Keberhasilannya melesat ke semifinal Kejuaraan Dunia 2015 yang saat itu digelar di Jakarta pun sangat fenomenal.
Sebab, di hadapan publik Istora Senayan, Lindaweni mampu lolos dari kekalahan dan melakoni epic comeback saat tertinggal 14-20 hingga berbalik menang 22-20 atas ratu bulu tangkis dunia saat ini, Tai Tzu Ying.
Saat itu, Lindaweni menang atas Tai dengan skor 14-21, 22-20, 21-12.
Berkat kemenangan itu, Lindaweni sukes naik podium Kejuaraan Dunia 2015, berjajar dengan Carolina Marin (emas), Saina Nehwal (perak) dan Sung Ji-hyun (perunggu).
Lindaweni sendiri saat ini sudah gantung raket.
Sedangkan Carolina Marin masih terus aktif bermain.
DI musim ini Marin menjelma menjadi salah satu pemain unggulan di ajang Swiss Open 2021.
Marin didapuk menjadi unggulan teratas di Swiss Open 2021 dan difavoritkan juara di sini.
Di babak pertama, Marin menghadapi wakil asal Rusia, Natalia Perminova. Jika lolos, ia akan ditantang wakil Denmark Julie Dawall Jakobsen di babak kedua.
Lihat postingan ini di Instagram
Source | : | BWF,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |