Tiga tahun berikutnya, China masih terus mendominasi ganda campuran di ajang All England.
Negeri Tirai Bambu meraih gelar All England di sektor ganda campuran melalui pasangan He Han Bin/Yu Yang (2009), Zhang Nan/Zhao Yun Lei (2010) dan Xu Chen/Ma Jin (2011).
Kekuatan tim bulu tangkis China pada tahun-tahun tersebut memang begitu digdaya.
Baca Juga: Live TVRI! Jadwal Siaran Langsung All England Open 2021 - 7 Wakil Indonesia Siap Tempur!
Namun, akhirnya dominasi China itu mampu diputus Indonesia ketika pasangan andalan Tanah Air saat itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menghapus dahaga gelar juara All England.
Tontowi/Liliyana tak hanya mengemas 1 gelar, tetapi mereka sukses meraih hat-trick alias 3 gelar juara beruntun dari tahun 2012 hingga 2014. Semuanya diraih dalam kemenangan straight game alias 2 gim langsung.
Pada 2012, Tontowi/Liliyana berhasil menjadi jawara usai menaklukkan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dengan skor 21-17, 21-19.
Baca Juga: All England Open 2021 - Lee Chong Wei 2.0 Bikin Kento Momota Angkat Koper
Adapun pada 2 edisi berikutnya, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tersebut mampu menumbangkan andalan China saat itu, Zhang Nan/Zhao Yun Lei.
Uniknya, pada edisi 2013 dan 2014 tersebut, Tontowi/Liliyana sama-sama mengalahkan Zhang/Zhao di final dengan skor yang sama persis, 21-13, 21-17.
Pada 2015, China kembali merebut gelar melalui Zhang/Zhao.
Namun, setahun kemudian, Indonesia kembali menorehkan sejarah dengan capaian gelar juara yang diraih dari pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.
Praveen/Debby pun kala itu menang usai menaklukan andalan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dengan skor 21-12, 21-17.
Adapun dalam 5 edisi All England terakhir, setidaknya cuma 3 negara yang silih berganti memenangi sektor ganda campuran.
Source | : | BWF,BWF Tournament Software |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |