Sempat menjuarai Thailand Masters 2019 tak membuat Fitriani aman di pelatnas dan harus rela terdegradasi.
Nama lain yang menjadi menjadi korban degradasi adalah pasangan ganda putri Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Tania Oktaviani Kusumah.
Ketut/Tania bahkan sempat menjuarai Rusia Open 2019, kala itu mereka baru saja dipasangkan selama satu bulan.
Baca Juga: Tampil Tak Konsisten, Lee Zii Jia Sadar Diri Tak Ingin Diperlakukan Istimewa
Terkait pencoretan beberapa pemain yang cukup mentereng, Rionny Mainaky selaku Kabid Binpres PP PBSI menjelaskan bahwa PBSI memiliki pertimbangan tersendiri.
"Untuk yang tak dipanggil lagi, ada beberapa pertimbangan seperti ketidakmampuan bersaing hingga attitude di pelatnas," ucap Rionny dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Slot pelatnas sektor utama dan pratama juga masih dihuni wajah lama guna mempersiapkan pemain muda demi regenerasi dan mengejar prestasi penting yang menjadi target PBSI.
Baca Juga: Ternyata Gara-gara 2 Faktor Ini Lee Zii Jia Lemah di Hadapan Anthony Ginting
"Pada tahun 2020, tidak banyak turnamen yang digelar karena pandemi. Jadi, kami tidak bisa menilai sejauh mana pemain-pemain pelatnas ini berkembang,” tambah Rionny.
“Maka dari itu, kami memutuskan tidak terlalu mengubah susunan atlet."
"Untuk pratama, kami yakin mereka memiliki potensi yang besar jika terus dibina di pelatnas. Untuk yang utama, kami berharap mereka tetap bisa bersaing di level atas. Itu dasar penilaian kami," pungkasnya.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |