Mantan rekan Valentino Rossi itu merasa tak kuat dengan tekanan para haters dan memutuskan untuk menutup akun Twitternya.
Tak hanya Vinales, sebelumnya Jack Miller sempat mendapat kecaman serupa sejak seri Qatar.
Baca Juga: Valentino Rossi Ogah Petronas Yamaha Dikambinghitamkan Atas Penampilan Jebloknya di MotoGP 2021
Melihat fenomena tersebut, Franco Morbidelli menganggap ini adalah konsekuensi mereka sebagai pembalap MotoGP.
Jika memiliki banyak penggemar di media sosial tentu akan ada orang yang memuji dan menghujat.
Namun, murid Valentino Rossi ini mengaku pembalap juga manusia yang bisa sakit hati juga.
Baca Juga: Tabuh Genderang! Alex Rins: Sudah Saatnya Saya Layak Diperhitungkan sebagai Pesaing
"Nah, ketika Anda memiliki banyak pengikut pasti pada suatu saat Anda akan membagi ide, beberapa orang akan berpikir hal-hal baik tentang Anda, beberapa orang akan berpikir hal-hal buruk tentang Anda. Begitulah hidup berjalan," ucap Morbidelli dilansir SportFEAT.com dari Crash.
"Karena terkadang kami lupa dan kami melihat pembalap MotoGP hanya sebagai karakter besar, tapi setelah itu mereka adalah manusia. Pembalap adalah manusia normal.
“Jadi mereka bisa sakit hati dengan apa yang mereka baca."
“Terkadang penyampaian hal-hal buruk ini bisa gegabah, bisa kasar. Sehingga beberapa orang mungkin sakit hati oleh pesan hal-hal buruk ini.”
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |