Maradona meninggal hanya seminggu setelah menjalani operasi otak akibat pembekuan darah.
Kementerian Kehakiman pun turun tangan dan membentuk dewan medis yang terdiri dari 20 ahli untuk menangani kejanggalan ini.
Baca Juga: Gegara Hina Pemain Tottenham Hotspurs, 6 Pendukung Ini Dilarang Nonton Manchester United
Dewan medis itu pun kini telah menghasilkan dokumen setebal 70 halaman berisi dugaan laporan kematian Maradona.
Dilansir dari The Guardian, laporan tersebut menyatakan Maradona memang meninggal akibat serangan jantung pada 25 November pada usia 60.
Tapi, Maradona sempat ditelantarkan setidaknya 12 jam sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di atas tempat tidurnya.
Baca Juga: Andrea Pirlo Bikin Kecewa, Juventus 'Balikan' dengan sang Mantan
“Dia menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari periode nyeri yang berkepanjangan, jadi kami menyimpulkan bahwa pasien tidak diawasi dengan benar dari pukul 00:30 pada 25/11/2020," kata laporan dewan medis dalam Reuters dilansir SportFEAT.com dari The Guardian.
Ahli bedah saraf Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov dan psikolog Carlos Díaz sedang diselidiki bersama beberapa perawat pribadi lainnya.
Proses hukum lanjutan ini dimulai dari pengaduan dua dari lima putri Maradona terhadap Luque, yang
Source | : | Reuters,The Guardian |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |