SportFEAT.com - Malaysia Open 2021 ditunda membuat sejumlah spekulasi tentang batalnya Olimpiade Tokyo 2020 juga ikut mencuat.
Malaysia Open 2021 terpaksa ditunda akibat naiknya kasus Covid-19 di Malaysia dalam beberapa pekan terakhir secara masif.
Sebelumnya, sudah lebih dari 5 pebulu tangkis Malaysia yang tinggal di pelatnas pun ikut terinfeksi Covid-19.
Situasi pandemi yang semakin kacau di Malaysia itulah yang akhirnya membuat BWF dan BAM selaku panitia turnamen memiluh membatalkan turnamen yang rencananya digelar pada 25-30 Mei.
Baca Juga: Anthony Ginting Gagal Berjumpa Kento Momota Gara-gara Malaysia Open 2021
Dengan ditundanya Malaysia Open 2021, para pebulu tangkis dunia pun kini cuma punya satu kesempatan lagi di Singapore Open 2021 (1-6 Juni) yang masuk dalam turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Tetapi sebelum berbicara tentang kualifikasi, faktanya penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang direncanakan pada 23 Juli - 8 Agustus 2021 itu sendiri kini mengalami keraguan.
Awal tahun ini, Jepang dan IOC (Komite Olimpiade Internasional) cukup yakin bisa menggelar ajang empat tahunan itu dengan menerapkan protokol ketat, sebab saat itu angka positif Covid-19 di Jepang cukup rendah.
Ketua IOC, Thomas Bach dan panitia penyelenggara Jepang sama-sama mengatakan mungkin untuk menyelenggarakan Olimpiade dengan aman.
Namun kini hanya tinggal kurang dari 2 bulan acara bergulir, pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 terancam batal karena Jepang memperpanjang status darurat.
Apalagi jajak pendapat media lokal terus menerus menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Jepang menentang pesta olaraga terakbar di musim panas ini.
Baca Juga: Malaysia Open 2021 Ditunda, Tersisa Satu Turnamen Bergengsi untuk Lihat Aksi Leo/Daniel dkk
Bahkan, sudah ada petisi yang ditandatangani lebih dari 200.000 tanda tangan hanya dalam 2 hari dalam rangka menentang Olimpiade Tokyo 2020 yang dikenal dengan kelompok anti-Olimpiade.
Petisi itu ditujukan pada Thomas Bach, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan panitia lainnya agar tidak menyelenggarakan Olimpiade demi melindungi kehidupan orang-orang di tengah krisis kesehatan global.
Thomas Bach yang dijadwalkan mengunjungi Jepang pada 17 Mei 2021 pun diperkirakan batal hadir.
"Saya kira sangat penting Presiden IOC, Thomas Bach melihat situasi ini. Keadaan darurat yang diperpanjang di Jepang kemungkinan akan membuatnya sulit berkunjung ke sini," kata Seiko Hashimoto, Ketua Komite Panitia Jepang, dikutip Sportfeat dari Kyodo News.
Ketakutan publik Jepang cukup beralasan sebab ajang Olimpiade akan melibatkan sekitar 15.000 atlet, termasuk atlet dari paralimpiade.
Belum lagi mutasi ganda Covid-19 yang dilaporkan sangat cepat menular.
Baca Juga: Pebulu Tangkis Indonesia Dapat Alternatif Baru usai Malaysia Open 2021 Ditunda
Sebelumnya, Thomas Bach mengatakan IOC akan segera memberikan vaksinasi gratis kepada atlet yang hadir di Olimpiade.
Namun pemberian vaksin di Jepang sendiri justru cenderung lambat dan baru dimulai untuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Publik Jepang menilai tak mungkin masyarakat umum Jepang bisa mendapat vaksinasi secara menyeluruh sebelum tanggal 23 Juli, di mana Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan digelar.
Di sisi lain, tim Kanada dilaporkan telah memilih langkah tegas untuk mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo 2020 demi keselamatan atlet mereka.
India pun saat ini masih mengalami tsunami Covid-19 yang semakin memperkecil peluang atlet mereka bisa tampil ke Olimpiade.
Jika semakin bertambah negara-negara yang mundur, tentu persaingan Olimpiade Tokyo 2020 juga ditakutkan menjadi kurang kompetitif.
Source | : | kyodonews.net |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |