SportFEAT.COM - Mantan pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Debby Susanto, mengenang momen saat masih aktif sebagai atlet.
Indonesia dikenal sebagai gudang pemain top bulu tangkis dunia sejak lama.
Salah satunya adalah mantan pemain pelatnas Debby Susanto.
Debby Susanto merupakan bekas pebulu tangkis yang aktif bermain di sektor ganda campuran.
Baca Juga: Carolina Marin 'Menyingkir', Nomor Tunggal Putri di Olimpiade Tokyo 2020 Akan Lahirkan Juara Baru
Selama aktif bertanding, Debby Susanto telah memenangkan beberapa gelar bergengsi.
Namun yang paling diingat publik tentu saat dirinya berhasil memenangi turnamen tertua di dunia All England Open 2016.
Saat itu, jebolan PB Djarum tersebut berpasangan dengan Praveen Jordan.
Di babak final, Praveen'Debby mengalahkan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen Christina Pedersen, dua gim langsung, 21-12, 21-17.
Selain gelar All England Open 2016, Praveen/Debby juga pernah memenangi Korea Open 2017 usai mengalahkan wakil China, Wang Yilyu/Huang Dongping.
Meski dikenal sebagai salah satu pemain jempolan di sektor ganda campuran, Debby Susanto rupanya sempat dibuat minder oleh satu sosok.
Ia adalah rekan sekaligus seniornya di pelatnas Cipayung, Liliyana Natsir.
Baca Juga: Carolina Marin Absen di Olimpiade Tokyo 2020, Misi Pertahankan Gelar Ambyar
Perempuan 32 tahun itu mengakui bahwa dirinya sempat malu ketika pertama kali masuk pelatnas jika program latihannya sama dengan sang senior.
Hal itu diungkapkan Debby saat menjadi bintang tamu dalam acara "Tektokan Ala Butet" di kanal Youtube PB Djarum yang dipandu oleh Liliyana Natsir.
“Aku malu kalau program latihan aku sama dengan cik Butet," kenang Debby Susanto.
"Aku ngerasa dia sudah punya banyak prestasi dan juara di mana-mana, tapi cik Butet gak pernah sekali pun bolos latihan dan gak pernah telat.
"Jadi aku ngerasa malu kalau program latihan aku sama dengan cik Butet. Jadi secapek apapun, aku harus bisa (latihan) dua kali lipat dari cik Butet. Supaya bisa ngejar dia,” lanjutnya.
Perempuan kelahiran Palembang ini juga merasa bukan sebagai pemain top saat pertama kali terjun sebagai pemain nasional.
“Waktu pertama kali masuk ganda campuran, aku tuh ngerasa aku paling bawah. Dari semua pemain, senior ataupun yang seumuran, aku ngerasa aku tuh paling bawah," ucap Debby.
"Aku juga ngerasa kemampuan aku gak sama dengan mereka. Tapi waktu itu, entah kenapa begitu masuk (lapangan), aku patokannya cik Butet.
"Aku gak mau di atas dia, tapi aku mau setidaknya ada di satu atau dua di bawah cik Butet. Nah itu juga yang buat aku nggak mau nyerah sekalipun lagi cedera,” timpal Debby.
Debby Susanto juga mengatakan bahwa kesuksesannya di ganda campuran juga tak terlepas dari pengaruh Liliyana Natsir.
Debby menjelaskan bahwa dirinya selalu mengikuti semua yang dilakukan perempuan yang akrab disapa Butet, di dalam maupun di luar lapangan.
“Kami selalu sekamar kalau turnamen ke luar (negeri). Selama sekamar sama cik Butet, ya aku jadi mencontoh (kebiasaan Liliyana)," ungkap Debby.
"Mempersiapkan pertandingan itu benar-benar, fokusnya nggak ke sana-sini,” kata perempuan kelahiran 3 Mei 1989 itu menambahkan.
Debby Susanto sendiri telah memutuskan pensiun sebagai atlet profesional pada 2019 lalu saat masih berduet dengan Praveen Jordan.
Pencapaian terbaik dirinya bersama Praveen adalah menempati peringkat dua dunia pada November 2016 lalu.
Source | : | djarumbadminton.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |