SportFEAT.com – Legenda bulu tangkis China, Fu Haifeng bercerita soal rivalitas serta senjata rahasia mendiang Markis Kido.
Kepergian pemain ganda putra Indonesia, Markis Kido masih menyisakan duka mendalam bagi kalangan bulu tangkis dunia, termasuk pemain legendaris ganda putra China Fu Haifeng.
Markis Kido meninggal pada Senin (14/6/2021), setelah sempat tiba-tiba terjatuh saat bermain bulu tangkis.
Kabar meninggalnya Kido membuat sang mantan rival abadi, Fu Haifeng merasa bersedih.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Juara Bertahan Kompak Absen, 4 Sektor Lahirkan Penguasa Baru
"Ketika saya mendengar kematiannya, saya sangat sedih," ujar Fu dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Lebih lanjut, Fu Haifeng yang berpasangan dengan Cai Yun ini mengenang rivalitasnya dengan Markis Kido bersama pasangan mematikannya Hendra Setiawan.
Dilansir dari BWF Badminton, Kido/Hendra dan Cai/Fu terlibat bentrok sebanyak sembilan kali dengan legenda ganda putra China itu unggul dengan kemenangan 6-3.
Fu Haifeng pun tak dapat melupakan kenangannya ketika bertanding melawan Markis Kido, salah satunya ketika Kido/Hendra mengalahkan Cai/Fu di laga final Olimpiade Beijing 2008.
Fu menyebut bahwa Markis Kido memiliki senjata rahasia berupa pukulan mematikan seperti meriam.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Cara Marcus/Kevin Meredam Beban Ditarget Medali Emas
"Dia seperti meriam di lapangan, sangat mendominasi, dan agresif. Dia adalah contoh nyata dari gaya bermain ganda putra Indonesia yang khas," kata Fu.
Meskipun memiliki karakter yang keras di atas lapangan, Fu mengaku bahwa Markis Kido merupakan orang yang sangat pemalu di luar lapangan.
Karakter pemalu Kido sering menjadi bahan bercandaan pasangan Cai Yun itu.
"Terkadang saya menggodanya dan berkata dalam bahasa [Indonesia] 'Makan'. Dia kemudian menjawab: 'Tidak, saya gemuk'," jelas mantan pasangan Cai Yun itu.
Lebih jauh, kekalahan atas Kido/Hendra di Olimpiade Beijing 2008 ternyata memberi andil besar dalam karier Fu Haifeng.
Mantan pemain berusia 37 tahun itu mengaku sempat terpuruk usai gagal meraih medali emas di kandang sendiri.
Namun, Cai/Fu mampu bangkit dengan meraih tiga gelar Kejuaraan Dunia dan medali emas Olimpiade London 2012 setelah tumbang dari Kido/Hendra.
“Pertandingan ini (Olimpiade Beijing 2008) memiliki pengaruh besar dalam karier bulu tangkis kami,” ujar Fu Haifeng.
“Memenangkan emas Olimpiade Beijing adalah tujuan utama kami ketika kami membentuk kemitraan kami. Kami berhasil mencapai final tetapi gagal memenangkannya, itu adalah penyesalan terbesar kami.”
Baca Juga: Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 – Greysia/Apriyani Kantongi Suntikan Mental dan Modal Berharga
“Akibat kekalahan itu dan tekanan yang kuat, saya menjadi lebih dewasa dan lebih tenang dalam menghadapi turnamen-turnamen berikutnya, termasuk Kejuaraan Dunia 2009, 2010 dan 2011," sambung Fu Haifeng.
“Ketika Olimpiade London 2012 datang, kami sangat siap untuk bermain di final. Jadi pertandingan itu adalah titik balik dalam karier kami,” tandasnya.
View this post on Instagram
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |