SportFEAT.com – Francesco Bagnaia menyebut kedatangan sang guru, Valentino Rossi dapat menjadi senjata rahasia Ducati. Bukan sebagai pembalap tapi untuk pengembangan motor.
Aramco Racing Team VR46 milik Valentino Rossi akhirnya resmi berlabuh ke Ducati mulai MotoGP 2022.
Kerjasama antara Ducati dengan tim milik The Doctor itu resmi terwujud setelah Aramco Racing Team VR46 memberi pengumuman resminya pada Kamis (24/6/2021).
Aramco Racing Team VR46 bakal mendapatkan jatah dua motor Desmosedici dari Ducati pada musim depan.
Selain itu, Aramco Racing Team VR46 juga menjalin kerjasama dengan tim Borgo Panigale itu selama tiga musim.
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia turut sumringah mendengar kabar bergabungnya tim milik Rossi ke Ducati.
Hubungan guru dan murid itu nampaknya kembali berlanjut di musim depan meskipun belum jelas akankah Rossi menjadi pembalap bagi timnya sendiri.
Akan tetapi Bagnaia tak mau ambil pusing soal masa depan sang guru di MotoGP 2022.
“Kami tidak berbicara tentang masa depan kami satu sama lain, tetapi tentang hal-hal lain,” ujar Bagnaia dilansir SportFEAT.com dari Motosan.es.
Baca Juga: Hasil FP1 MotoGP Belanda 2021 - Maverick Vinales Tampil Kesetanan, Marc Marquez Bikin Kesalahan
“Saya tidak tahu apa yang ingin dia (Valentino Rossi) lakukan, saya pikir dia ingin mengakhiri kariernya di Yamaha, tetapi apa yang dia rasakan akan menjadi hal yang tepat untuknya,” sambung pembalap Italia itu.
Lebih lanjut, menurut Pecco, kedatangan Rossi di Ducati musim depan tentu akan menjadi senjata rahasia tim Borgo Panigale.
Bukan sebagai pembalap namun juara dunia sembilan kali itu akan berperan penting untuk mengembangkan motor Desmosedici pada MotoGP 2022.
“Jika dia datang ke Ducati, dengan pengalaman hebatnya dan datang dari Yamaha, dia bisa membantu kami meningkatkan beberapa aspek motor kami, tetapi kami harus melihat apa yang dia putuskan,” jelas Bagnaia.
Di sisi lain, kedatangan Aramco Racing Team VR46 membuat Ducati memiliki delapan motor pada MotoGP 2022.
Bagnaia pun merasa senang dengan perkembangan yang dilakukan oleh Ducati ini.
“Jika mereka memutuskan itu karena mereka dapat menangani situasi,” tutur Bagnaia.
“Secara pribadi saya senang, karena kami akan memiliki lebih banyak kemungkinan untuk tumbuh sebagai pabrikan,” sambung murid Valentino Rossi itu.
Namun, delapan motor ini bisa juga menjadi bumerang bagi Ducati karena terlalu banyak ide.
“Mungkin pengembangan motornya bisa lebih rumit, karena akan ada lebih banyak ide untuk diikuti, tetapi seperti yang saya katakan, mereka juga akan bisa mengelolanya,” pungkas Pecco.
View this post on Instagram
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |