SportFEAT.com - Dalam sejarah cabor bulu tangkis, status pemain underdog alias non-unggulan ternyata mampu membuat kejutan besar dengan merebut medali emas Olimpiade, termasuk Taufik Hidayat yang membuktikannya.
Status unggulan dan non-unggulan menjadi status yang begitu melekat dalam cabor bulu tangkis di ajang Olimpiade.
Bersamaan dengan mendekatnya Olimpiade Tokyo 2020, tak salah jika sedikit mengingat kembali sejarah bulu tangkis di pesta akbar empat tahunan itu.
Dalam catatan sejarah, nyatanya tak cuma para unggulan yang berhasil memenuhi impian mereka di ajang Olimpiade.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2021 - Di Tengah Kejayaannya, Ratu Bulu Tangkis Dunia Malah di Ambang Pensiun
Para pemain underdog yang sama sekali tidak diunggulkan justru pernah membuat kejutan besar dengan meraih medali emas Olimpiade.
Sejak bulu tangkis dimainkan secara resmi pada Olimpiade 1992, tercatat ada lima pebulu tangkis underdog yang berhasil merengkuh medali emas.
Empat di antaranya merupakan dua pasangan di nomor ganda.
Berikut deretan pebulu tangkis underdog yang sukses mengukir sejarah dengan menyabet medali emas Olimpiade.
1. Olimpiade Atlanta 1996 - Kim Dong-moon/Gil Young-ah
Ganda campuran Korea Selatan, Kim Dong-moon/Gil Young-ah menyedot perhatian besar di Olimpiade Atlanta 1996.
Kim/Gil merupakan pasangan baru Korea Selatan yang baru debut Olimpiade di ajang Olimpiade pada edisi Atlanta 1996.
Secara individual, Kim Dong-moon memang sudah dikenal andal di ganda campuran. Namun Gil Young-ah masih dipandang sebelah mata.
Duet mereka pun sama sekali tidak diunggulkan. Namun mereka seakan benar-benar memanfaatkan kesempatan dengan absennya wakil unggulan Denmark, Thomas Lund/Marlene Thomsen kala itu.
Meski menduduki peringkat lima dunia saat itu, Kim/Gil tidak dijagokan bakal juara.
Namun sejak babak pertama, mereka justru tampil luar biasa. Membabat habis semua lawan hanya dalam dua gim langsung.
Hanya di laga puncak alias di final saja mereka harus memeras keringat lebih banyak tatkala bersua dengan unggulan teratas sekaligus rekan setim mereka, Park Joo-bong/Ra Kyung-min.
Kim/Gil sukses menekuk Park/Ra dalam rubber game dengan skor 13-15, 15-4, 15-12.
2. Olimpiade Athena 2004 - Taufik Hidayat
Legenda tunggal putra dunia sekaligus Indonesia, Taufik Hidayat masuk dalam daftar pemain non-unggulan yang sukses membuat kejutan besar.
BWF bahkan melabeli bahwa mungkin kemenangan Taufik Hidayat ini menjadi yang paling mengejutkan.
Pada musim kompetisi 2004, Indonesia tidak begitu memiliki tunggal putra yang menonjol dan dijagokan. Performa Taufik pun pada tahun tersebut sedikit inkonsistensi dan tidak menjuarai gelar besar.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Bahaya Fase Grup Mengintai, Greysia/Apriyani Ubah Strategi
Taufik Hidayat sendiri pernah menghuni unggulan pertama di Sydney 2000, tetapi kandas di perempat final.
Tak ayal partisipasinya di Athena 2004 pun juga tidak begitu diunggulkan bisa membuat kejutan.
Namun siapa sangka, pada Olimpiade Athena 2004 ini justru menjadi titik balik karier Taufik.
Ia sukses membungkam keraguan publik dan membuktikan kualitasnya.
Berada di bawah asuhan tangan dingin Mulyo Handoyo, Taufik berhasil melibas semua lawannya hanya dalam dua gim saja, kecuali di gim kedua saat melawan Woong Choong Hann (Malaysia).
Di final, Taufik Hidayat berhasil mengandaskan Shon Seung-mo (Korea Selatan) dan memastikan keping medali emas dalam genggaman.
Kemenangan itu diakhiri dengan tangisan penuh haru. Setahun setelahnya, Taufik kembali berjaya dengan memenangi Kejuaraan Dunia 2005.
3. Olimpiade Beijing 2008 - Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung
Mungkin dari semua daftar, pasangan ini yang bikin paling 'nyesek' bagi para penggemar bulu tangkis Tanah Air.
Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung sama sekali tidak diunggulkan pada Olimpiade Beijing 2008.
Wakil Korea Selatan itu merupakan kombinasi pasangan senior junior.
Lee Yong-dae adalah yang termuda, saat itu masih berusia 19 tahun. Sementara Lee Hyo-jung berusia tujuh tahun lebih tua darinya.
Namun duet mereka langsung membuat gebrakan besar di Beijing 2008.
Mereka mengandaskan Juara Dunia 2006 asal Inggris, Nathan Robertson/Gail Emms serta ganda campuran Indonesia yang berstatus unggulan ketiga, Flandy Limpele/Vita Marissa.
Puncaknya, di laga final, Lee/Lee berhasil menumbangkan unggulan teratas yang juga berasal dari Indonesia, Nova Widianto/Liliyana Natsir.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Jadwal Cabor Bulu Tangkis Dirilis, Final Ganda Campuran Paling Awal!
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |