Kala itu, Ahsan/Hendra menang dengan rubber game. Kekalahan itu sekaligus menjadi awal Aaron/Soh tumbang bertubi-tubi hingga enam kali atas The Daddies.
Namun, Aaron Chia menyebut bahwa kekalahan itu merupakan titik balik baginya dan juga The Daddies untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
“Saya merasa kedua pasangan memiliki kesamaan selama final IC Malaysia, mengingat kami seperti memulai dari awal,” ujar Aaron Chia dilansir SportFEAT.com dari The Star.
“Bagi saya dan Wooi Yik, runner-up itu adalah salah satu hasil bagus yang kami raih selama tahun pertama kami sebagai pasangan, sedangkan untuk Ahsan/Hendra, itu menandai gelar pertama mereka bersama tidak lama setelah mereka bersatu kembali.”
“Setelah itu kami menerima panggilan Piala Thomas serta lolos ke Kejuaraan Dunia pertama kami (di Nanjing) dan mencapai perempat final. Itu adalah langkah pertama kami untuk menjadi pasangan papan atas nasional,” sambung Aaron.
Meskipun sama-sama bangkit, Aaron Chia sadar diri bahwa ia dan Soh Wooi Yik tak sebanding dengan The Daddies.
“Jelas, Ahsan/Hendra tidak bisa dibandingkan karena mereka semakin kuat dan bahkan merebut kembali gelar besar termasuk Kejuaraan Dunia, All England dan Final Tur Dunia,” jelas Aaron.
Di sisi lain, Aaraon/Soh masih optimis mampu lolos dari babak fase grup walau memiliki rekor buruk atas ganda putra ranking enam teratas.
Source | : | the star |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |