SportFEAT.com – Ganda putri Mesir, Hadia Hosny merupakan pemain bulu tangkis yang unik, selain atlet ia juga sebagai Anggota Parlemen serta calon doktor.
Siapa yang tak kenal dengan nama Carolina Marin? Pebulutangkis tunggal putri asal Spanyol yang memiliki segudang prestasi.
Dari menjadi juara dunia sebanyak tiga kali, hingga merebut medali emas Olimpiade Rio 2016.
Namun, di Olimpiade Tokyo 2020 ini, Carolina Marin absen akibat cedera ACL (Anterior Cruciate Ligamen) di lutut kirinya.
Kini reputasi Carolina Marin terancam dirusak oleh kehadiran pemain ganda putri asal Mesir, yakni Hadia Hosny.
Meskipun prestasi Hadia Hosny diatas lapangan tak segemilang Marin, pemain Mesir ini merupakan atlet yang unik dan langka.
Bagaimana tidak, selain atlet, Hosny juga seorang Anggota Parlemen (MP) di Mesir di Komite Olahraga dan Pemuda.
Pemain 32 tahun itu juga calon doktor yang sedang belajar untuk meraih gelar PhD di bidang Farmakologi di Universitas Kairo.
Hosny mengaku bahwa ia memang gemar melakukan banyak hal dan secara totalitas.
“Saya telah melakukan banyak hal, tetapi saya menyukai apa pun yang saya lakukan dan saya senang untuk berhasil di dalamnya,” ujar Hadia Hosny dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriyani Cuma Punya Rekor Bagus Lawan Pasangan Inggris
"Saya memberikan segalanya yang terbaik. Saya bekerja keras, bahkan jika saya tidak berbakat."
"Saya suka apa yang saya lakukan, apakah itu farmakologi atau bermain bulu tangkis, menjadi Anggota Parlemen, atau melatih anak-anak atau Paralimpiade," sambung Hosny.
Lebih lanjut, Hadia Hosny merasa sulit untuk membagi waktu antara latihan dan juga bekerja di parlemen.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Bak Ketiban Durian Runtuh, Kevin/Marcus Cs Kantongi Miliaran Rupiah jika...
“Sangat, sangat sulit untuk mengatur peran saya sebagai pemain dan anggota parlemen. Perlu manajemen waktu yang sangat baik,” kata Hosny.
Di sisi lain, ia merasa senang semua kerja kerasnya mampu terbayar dan menjadi waki Mesir di Olimpiade Tokyo 2020.
“Berlatih untuk Olimpiade saja tidak semudah pelatihan apa pun. Saya sudah melakukan ini selama dua tahun karena penundaan Olimpiade,” tutur pemain 32 tahun itu.
“Saya telah bekerja sangat keras untuk lolos ke Tokyo 2020 di ganda putri,” lanjutnya.
Lebih jauh, Hosny merasa Olimpiade Tokyo 2020 menjadi edisi paling spesial baginya ketimbang dua edisi sebelumnya.
“Kali ini, sangat, sangat istimewa bagi saya, karena saya mewakili Mesir sebagai pemain dan sebagai Anggota Parlemen. Jadi tanggung jawabnya besar," tutur Hadia Hosny.
Adapun Hosny yang berpasangan dengan Doha Hany akan berjuang di Grup B, berhadapan dengan Selena Piek/Cheryl Seinen (Belanda), Rachel Honderich/Kristen Tsai (Kanada) dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang).
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Ternyata Begini Siasat Pemain 35 Tahun itu Demi Hancurkan Lee Zii Jia
View this post on Instagram
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |