SportFEAT.com - Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan genap mengoleksi empat medali olimpiade setelah berhasil menyabet perak di Olimpiade Tokyo 2020.
Lifter kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan kembali menjadi penyumbang medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Eko Yuli Irawan meraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 61 kg putra, Minggu (25/7/2021).
Atlet asal Lampung itu mempersembahkan medali perak bagi Indonesia setelah berhasil mengangkat beban dengan total angkatan 302 kg.
Prestasi ini menyamai kesuksesan Eko pada partisipasinya di Olimpiade Rio 2016 lalu.
Saat itu Eko juga berhasil membawa pulang medali perak di kelas yang sama.
Dengan keberhasilan ini, Eko tak sekadar menorehkan prestasi apik dengan kembali meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.
Tetapiia juga menjadi pengukir sejarah dalam olahraga Indonesia.
Atlet 32 tahun itu menjadi atlet pertama Indonesia yang sukses meraih empat medali Olimpiade.
Yang lebih menakjubkan lagi, Eko mengoleksi keempat medali olimpiade tersebut dalam empat edisi Olimpiade secara beruntun.
Eko memperoleh medali olimpiade pertamanya di Olimpiade Beijing 2008 dengan meraih medali perunggu.
Kemudian di Olimpiade London 2012, Eko meraih medali perunggu lagi lalu dilanjutkan dua medali perak di Rio 2016 dan kini Tokyo 2020.
Jelas sebuah kebanggaan bagi Eko mampu tampil di ajang Olimpiade sebanyak empat edisi dan semuanya berhasil diakhiri dengan membawa pulang medali.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Si Pewaris Lee Chong Wei itu Optimistis Gondol Medali Emas
Eko sendiri merupakan putra dari keluarga kurang mampu. Sehari-hari pekerjaannya adalah menggembala kambing.
Bahkan ketika sudah menjadi atlet angkat besi, ia jua tetap masih menggembala kambing karena bentuk pertanggungjawabannya pada orang tua.
"Jika saya kehilangan seekor kambing, saya harus membayarnya. Kami miskin. Kami harus berhati-hati dalam melakukan pekerjaan ini," ungkap Eko Yuli Irawan kepada Olympics.com yang dikutip Sportfeat dari Kompas.
Perjalanan karier Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi sendiri sempat mendapat pertentangan dari sang ibunda.
Demi menambah penghasilan keluarga, Eko masih diwajibkan menggembala kambing. Sedangkan jika ia menjadi atlet, ditakutkan penghasilan akan berkurang.
"Karena kita (hidup) susah. Itu juga bukan kambing kita. Punya orang, bagi hasil," kata ayah Eko Yuli, Saman.
"Tapi, karena kemauannya keras, ya kita iyakan. Ternyata hasilnya luar biasa. Dia mengharumkan nama keluarga dan nama bangsa," ucap Saman lag.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |