Kandasnya Kento Momota yang notabene unggulan teratas sekaligus wakil tuan rumah juga tak mau membuat Ginting terlena.
Pemain kelahiran Cimahi 25 tahun lalu itu ingin berhati-hati dan jangan sampai 'terpeleset' dalam pergelaran Olimpiade Tokyo 2020.
Sebelumnya, nomor tunggal putra di Olimpiade Tokyo 2020 sudah melahirkan berbagai kejutan besar.
Tersingkirnya Kento Momota, menjadi bukti nyata bahwa rekor head to head di panggung Olimpiade otomatis menjadi 0-0 kembali.
Kento Momota gagal lolos fase grup usai kandas di tangan Heo Kwang-hee (Korea Selatan) dalam dua gim langsung. Padahal, sebelumnya Momota tak pernah kalah dari Heo yang merupakan pemain underdog.
Di sisi lain, beberapa tunggal putra lainnya juga tersisih bahkan oleh para pemain non-unggulan diantaranya Ng Ka Long Angus (Hong Kong), Sai Praneeth B (India), Kantaphon Wangcharoen (Thailand).
Adapun di sektor ganda, rekor pecah telur juga terjadi pada kekalahan para unggulan yang membuat kejutan besar.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang memegang rekor head to head 7-0 dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik telah menelan kekalahan perdana mereka dari pasangan Malaysia itu di babak perempat final Olimpiade Tokyo 2020.
Kemudian ada lagi ganda campuran unggulan ketujuh asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang takluk dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman). Sebelumnya, peraih perak Rio 2016 itu mengantongi rekor pertemuan 7-0 atas lawannya.
Source | : | PBSI |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |