"Tidak satupun orang Jepang mengangkat suara mereka, tetapi sejak saat itu Biaggi dilarang tidak hanya di Honda, tapi juga Yamaha, Suzuki dan Kawasaki," tutur Noyes lagi.
"Orang Jepang menganggap hal ini sebagai masalah yang cukup serius," katanya.
Memang zaman mulai berubah, dan mungkin saja pimpinan pabrikan Jepang ada yang memahami situasi Vinales.
Akan tetapi, tetap saja perilaku Vinales itu bisa berpotensi mengurangi rasa kepercayaan tim kepada dirinya.
Terlepas dari itu, David Noyes sendiri turut memahami rasa frustrasi Vinales. Noyes yakin Vinales tidak bermaksud untuk merusak mesin M1 miliknya.
Baca Juga: Penguasa Superbike Sulit Gabung Yamaha untuk MotoGP 2022, Ini Biang Keroknya
"Apa yang diinginkan Yamaha adalah lingkungan yang tenang di dalam tim, di mana mereka sekarang punya Quartararo untuk mengejar gelar juara dunia," kata Noyes.
"Tapi jika mengatakan bahwa Vinales menyabotase motor dengan mencoba merusaknya, saya akan mengatakan itu tidak benar."
"Saya berkonsultasi pada beberapa teknisi dan sekarang dengan kunci kontak yang mereka miliki serta cara kerja mereka, sangat sulit mesin bisa rusak karena hal itu."
"Tetapi yang membuat Yamaha tersakiti mungkin karena adanya batas jumlah mesin yang mereka punya di musim ini," ucap Davide Noyes.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |