SportFEAT.COM - Manging Director Yamaha Lin Jarvis mengklaim Andrea Dovizioso sebenarnya bukan menjadi incaran utama timnya.
Kepergian prematur Maverick Vinales dari Yamaha membuat Yamaha kelimpungan.
Seperti yang diketahui, rider berjuluk Top Gun itu memutuskan hengkang dari Yamaha jelang MotoGP Austria 2021.
Dengan begitu, Vinales tidak akan membela Yamaha di sisa MotoGP 2021.
Selepas kepergian Vinales, Yamaha tampak kesulitan mencari penggantinya.
Fabio Quartararo bahkan harus berjuang sendirian di MotoGP Austria 2021 lalu.
Pembalap penguji Yamaha Cal Crutchlow baru turun sebagai pengganti sementara Vinales di dua seri selanjutnya MotoGP Inggris dan MotoGP Aragon.
Tak berselang lama, pabrikan berlogo garpu tala itu mempromosikan rider tim satelitnya Franco Morbidelli ke tim utama.
Morbidelli bahkan sudah mencicipi debut dengan tim pabrikan Yamaha pada MotoGP San Marino 2021.
Di sisi lain, kepergian Morbidelli ke tim utama justru meninggalkan pekerjaan rumah tersendiri bagi Petronas Yamaha SRT.
Tim yang bermarkas di Sirkuit Sepang itu harus mencari pengganti Morbidelli yang hengkang.
Baca Juga: Kabar Bahagia untuk Yamaha, Pembalap WSBK Asal Turki Siap Jalani Tes MotoGP
Beberapa nama sempat dikaitkan dengan Petronas Yamaha SRT, seperti Jake Dixon, Xavi Vierge hingga Andrea Dovizioso.
Andrea Dovizioso pada akhirnya menjadi sosok yang dipilih sebagai pengganti Morbidelli.
Namun demikian sebuah fakta menarik baru mulai terungkap soal perekrutan rider asal Italia tersebut.
Petinggi Yamaha Lin Jarvis, menegaskan bahwa Andrea Dovizioso sebenarnya bukan incaran utama timnya.
Namun karena pembalap yang tersedia saat ini hanya Dovizioso, Yamaha mau tak mau harus mendapatkannya.
"Awalnya [Dovizioso] bukan target bagi kami, tetapi peluang muncul dan Andrea tersedia: dia tentu saja pebalap yang sangat cepat," kata Jarvis.
Meski begitu, Jarvis tak menyesal dengan kedatangan Andrea Dovizioso.
Pria asal Inggris itu percaya Dovizioso akan berguna bagi Yamaha khususnya dalam hal pengembangan YZR-M1.
"Dia akan membawa banyak pengalaman dan informasi menarik," tutup Jarvis, seperti dikutip SportFeat dari Motorcyclesports.net.
Di sisi lain, Andrea Dovizioso tak mengemban target tinggi di momen comeback bersama Yamaha.
Sekadar informasi, sebelum menerima tawaran Yamaha, rider 35 tahun itu sempat hiatus selama sepuluh bulan usai kontraknya bersama Ducati habis.
Dovizioso menjelaskan bahwa saat ini dirinya hanya fokus menemukan feeling sembari beradaptasi dengan YZR-M1.
"Kini saya harus mencoba menyatukan semuanya, mencoba menjelaskan semua yang saya rasakan (di motor) kepada tim," ujar Dovizioso.
"Pada titik itu saya dapat mencoba memanfaatkan potensi motor dengan lebih baik,” tambahnya, seperti dikutip SportFeat dari Motorsport.
Lebih jauh, pria kelahiran Forlipompoli itu tak menampik jika motor Yamaha harus dikendarai dengan cara khusus.
“Saya pikir sesuatu yang cukup normal. Saya tidak tahu seberapa berbedanya jika dibandingkan dengan motor pabrikan," ucap Dovizioso, dikutip dari Corsedimoto.
"Selain itu, cuma Fabio (Quartararo) yang menurut saya sukses melakukan hal-hal hebat saat ini dengan Yamaha.
"Namun ini adalah sesuatu yang terlalu jauh dari saya sekarang. Motor (YZR-M1) saya istimewa, memiliki beberapa aspek yang menguntungkan, tetapi harus dikendarai dengan cara khusus," lanjutnya.
"Saya perlu waktu untuk beradaptasi dan memahami semuanya dengan benar."
Source | : | motorcyclesports.net,Corsedimoto.com,Motorsport |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |