Kendati demikian, kapten tim Uber Indonesia itu mengaku senang karena kemenangannya bersama Apriyani Rahayu dapat memberikan kesempatan pemain muda mendapatkan pengalaman turnamen besar.
“Kami mencoba meraih kemenangan bukan hanya untuk kami berdua, bukan menunjukkan bahwa kami lebih baik dari pasangan Thailand, tetapi kami ingin menang untuk tim,” kata Greysia Polii dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton.
“Sehingga para pemain muda bisa bermain karena kedudukan menjadi imbang (1-1), dan kemudian siapa tahu mereka bisa menang dan membuat sejarah bagi Indonesia.”
“Ini edisi terakhir saya, jadi saya berikan segalanya,” sambung Greysia.
Meskipun momen perpisahannya di Uber Cup berakhir pahit, Greysia Polii memberikan kado warisan kepada pemain putri muda Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Thomas Cup 2020 - Indonesia Vs Malaysia, Duel Rival Bebuyutan
Greysia yang pertama kali mentas di Uber Cup edisi 2004 tentu memiliki banyak pengalaman dan juga pesan yang harus dibagikan kepada para penerusnya.
“Ini adalah warisan saya untuk tim. Saya selalu suka menjadi pemimpin yang baik atau senior yang baik, saya tidak perlu banyak bicara,” jelas pemain kelahiran Jakarta itu.
“Saya hanya harus menjadi contoh yang baik dan sedikit bicara dan berbuat lebih banyak.”
“Melakukan lebih banyak contoh positif daripada hanya berbicara. Begitulah cara saya ingin memberikan warisan kepada Apriyani dan yang lainnya,” tambah Greysia Polii.
Source | : | BWF Badminton |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |