Hal tersebut ternyata tak cukup meyakinkan petinggi Yamaha hingga akhirnya ia berpikir ulang karena tak juga dipromosikan ke tim utama.
"Musim kedua bersama Yamaha tak berjalan bagus. Saya memiliki masalah dan harus menjalani operasi pada pertengahan musim," kata Espargaro.
“Jelas, itu bukan tahun yang bagus, dan pada saat itu, saya melihat Suzuki mendapatkan hasil yang sangat bagus. Mereka mulai melaju sangat cepat.
“Saat itu saya langsung menyadari telah membuat kesalahan. Menjadi pembalap tim pabrikan penting untuk belajar dan tumbuh sebagai pembalap, itu mengajarkan Anda banyak hal.
“Jadi, saya mengatakan kepada diri sendiri jika ada pabrikan lain yang memberikan penawaran kepada saya di MotoGP, maka saya harus mengambilnya.” tandas Pol Espargaro.
Baca Juga: MotoGP Valencia 2021 - Marc Marquez Sempat Linglung hingga Kesal Lewatkan Akhir Musim
Rekan setim Marc Marquez itu akhirnya memutuskan hengkang dari pabrikan Iwata dan menerima tawaran KTM sebagai pembalap pabrikan.
"Lalu saya melihat proyek KTM. Berbeda dengan Suzuki yang sebelumnya pernah mengikuti MotoGP, tapi KTM benar-benar baru di sini,” kenang pembalap 30 asal Catalunya tersebut.
“Tapi, saya mengatakan kepada diri sendiri jika saya menolak penawaran ini dan di masa depan mereka mulai menang atau mencapai hasul bagus, maka saya akan bunuh diri.
“Akhirnya kesepakatan itu terjadi, kami mulai mendapatkan podium dan pole position. Saya pikir itu menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya, meski saya sangat kesulitan," pungkas dia.
Source | : | Motorsport |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |