Akan tetapi, dalam tayangan ulang, ternyata terlihat jelas bahwa shuttlecock sangat jauh berada di luar garis.
Sebab, keraguan akan teknologi Hawk-Eye yang sangat dibanggakan di bulu tangkis kini muncul.
Bahkan komentator bulu tangkis asal Denmark, Jim Laugesen juga ikut mengomentari insiden ini.
Dalam akun instagramnya, Jim Laugesen meminta BWF untuk memberikan pernyataan terkait insiden kontroversial ini.
View this post on Instagram
Selain Jim Laugesen, beberapa pemain Denmark yang dikenal cukup berani melontarkan pendapat mereka juga menyeru BWF untuk memberikan pernyataan, diantaranya pemain ganda putra Anders Skaarup Rasmussen dan tunggal putra Anders Antonsen.
Usai memicu banyak polemik, BWF akhirnya angkat bicara. BWF meminta maaf atas insiden tersebut yang tidak lepas dari kesalahan teknis.
"Semua pihak yang terlibat mengakui adanya kesalahan operasional yang dihasilkan oleh Hawk-Eye Innovations, sehingga berujung pada kesalahan tampilan data dari rekaman gambar yang diperiksa," demikian pernyataan BWF dalam laman resmi mereka.
Kevin Sanjaya sendiri menyatakan bahwa BWF perlu meninjau ulang teknologi Hawk-Eye agar tidak ada kesalahan serupa.
"Itu seribu persen salah, ada yang error. Keluarnya jauh sekali, tapi dihitung poin," ujar Kevin pada Sabtu (20/11) dikutip Sportfeat.com dari Antara.
"Padahal lawan (Ong/Teo) saja mengakui itu, mereka mengaku ke saya kalau itu salah. Pas tadi wasit memutuskan challenge pun juga ada jeda agak lama, itu sudah aneh menurut saya," imbuh Kevin.
Beruntung Marcus/Kevin saat itu bisa membalikkan keadaan di gim kedua dan menang di gim ketiga serta lolos ke final.
Namun kesalahan pembacaan dari Hawk-Eye ini jelas menjadi perkara baru yang tak boleh dispeelekan. Apalagi jika terjadi di turnamen besar dan poin krusial, tentu akan merugikan pemain.
Source | : | Antara |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |