SportFEAT.com - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat menyoroti masa lalu Valentino Rossi yang masih jadi rival sengit abadi Marc Marquez sejak insiden 2015 silam.
Hubungan pertemanan Valentino Rossi dengan Marc Marquez tidak membaik sejak 2015.
Pada 2015, menjadi tahun kompetisi yang sangat panas antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Valentino Rossi saat itu bertekad untuk mengejar gelar juara dunia ke-10.
Tetapi misinya gagal setelah gelar direbut Jorge Lorenzo.
Menariknya, keberhasilan Lorenzo juara dunia pada 2015 dianggap Rossi tidak lepas dari bantuan Marc Marquez.
Baca Juga: Tegaskan Lebih Jago dari Jorge Lorenzo, Pol Espargaro Usung Target Sangar di MotoGP 2022
Rossi bahkan tidak ragu melabeli Marquez sebagai 'bodyguard'-nya Lorenzo kala itu.
Ulah Rossi inilah yang seringkali membuat persaingan The Doctor dengan Marquez justru lebih panas daripada dengan Lorenzo sendiri.
Dalam kacamata pengamat MotoGP, Carlo Pernat, kegagalan Rossi meraih gelar juara dunia ke-10 sebenarnya memang karena sikapnya sendiri yang saat itu terbawa suasana hingga perang psikologis dengan Marquez.
"Rossi adalah seseorang yang jika dia menemukan hal yang tidak dia sukai, dia bisa tinggal di sana untuk sementara, tetapi ketika sudah muak dia akan menutup pintu selamanya," ucap Carlo Pernat dikutip SportFEAT dari Motosan.es.
"Terkadang dia membuat keputusan berdasarkan suasana hati saat itu," kata Pernat lagi.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2021 - Kento Momota Pamit, Persaingan Grup A Batal Panas
Puncak ketegangan retaknya hubungan Rossi dengan Marquez terjadi di MotoGP Malaysia 2015. Tentu insiden Sepang Clash 2015 masih jadi topik panas yang dibicarakan hingga saat ini.
Bahkan sebelum itu, dalam sesi konferensi pers MotoGP Malaysia 2015, percikan api semakin panas usai Rossi mengucapkan bahwa Marquez sengaja mencegahnya meraih gelar ke-10 maka kemudian membantu Lorenzo.
Padahal, keduanya saat itu duduk di meja yang sama dalam konferensi pers tersebut.
"Saya pikir targetnya bukan hanya untuk menang balapan, tapi juga membantu Lorenzo agar melaju jauh sekaligus mencoba memangkas poin yang bisa saya dapat. Saya rasa sejak di Phillip Island kemarin, Jorge Lorenzo sudah punya pendukung baru, dia adalah Marc!" kata Rossi, 2015 silam.
Sikap keduanya terlihat kaku dan canggung dalam momen itu.
Dari situlah, Pernat menilai bahwa Rossi membuat dirinya gagal meraih gelar ke-10.
"Lihatlah omong kosong itu dari konferensi pers 2015 di Malaysia dengan Marquez," ucap Pernat.
"Kalau saja dia memikirkannya baik-baik, dia tidak akan melakukan hal demikian," imbuh Pernat.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |