SportFEAT.com – Mantan pembalap, Max Biaggi mengungkap beberapa keuntungan dari persaingan sengitnya saat bertarung melawan Valentino Rossi .
Pembalap legendaris, Max Biaggi baru-baru ini mengingat momen persaingan alotnya dengan Valentino Rossi dalam ajang MotoGP.
Rivalitas sengit antara Max Biaggi dengan Rossi terjadi di era tahun 2000-an.
Salah satu drama yang paling diingat dari rivalitas dua legenda balap itu terjadi pada MotoGP Jepang 2001.
Baca Juga: MotoGP 2022 - Dipatok Target Tinggi oleh KTM, Mantan Manajer Tim Satelit Ducati Makin Tertantang
Saat itu, Biaggi memberikan sikutan pada Rossi di tengah balapan yang digelar di Sirkuit Suzuka.
Namun, The Doctor akhirnya berhasil melewati Biaggi, lalu mengacungkan jari tengah ke kompatriotnya yang berasal dari Italia itu.
Meskipun pernah menjalani persaingan sengit melawan Rossi, pria berusia 50 tahun itu mengaku beruntung.
Sebab, hubungan mereka kini justru menjadi dekat walau dulu tak pernah akur saat aktif menjadi pembalap.
"Banyak rival penting, tapi yang paling diingat mungkin duel dengan Valentino Rossi," kata Max Biaggi dilansir SportFEAT.com dari Tutto Motori Web.
"Yah...itu baru saja terjadi. Kami menjadi dekat. Tidak mungkin untuk sepenuhnya mengatur jalannya sendiri dan sepertinya tidak tepat bagi saya untuk berada di sini sekarang untuk menilai apa yang terjadi."
Baca Juga: Valentino Rossi Sindir Gaya Balap Marc Marquez yang Kelewat Bar-bar hingga Berujung Petaka
"Bagi saya itu adalah memori yang lebih banyak meninggalkan kesan positif daripada memori negatif," sambung Biaggi.
Lebih lanjut, Max Biaggi sebenarnya tak ingin menjalin rivalitas sengit dengan juara dunia sembilan kali itu.
Kendati demikian, ia merasa bersyukur karena persaingan itu membuatnya tampil lebih kuat.
Baca Juga: Casey Stoner Bocorkan Masalah yang Bikin Ducati Gagal Juara Dunia dalam 14 Tahun terakhir
“Saya tidak suka membuat kontroversi, juga karena olahraga mengajarkan banyak hal, itu menunjukkan kesalahan yang tak boleh diulangi,” tutur juara dunia 250cc empat kali itu.
“Sebaliknya, ada satu hal untuk dikatakan bahwa tumbuh di Roma, lebih rumit untuk memiliki dan membangun diri saya sendiri, saya tidak termasuk dalam wilayah geografis yang menguntungkan.”
“Dan ini (rivalitas dengan Rossi) membentuk saya, memberi saya kekuatan lebih banyak," tambah Max Biaggi.
Di sisi lain, rivalitas keduanya di atas aspal berakhir pada musim 2005 usai Max Biaggi memutuskan hengkang ke ajang World Superbike (WSBK).
Meski berhasil meraih dua gelar juara dunia, Biaggi ternyata sempat ragu pindah ke WSBK.
Baca Juga: Bos Yamaha Bongkar Hal yang Bikin Fabio Quartararo Jadi Pembalap Populer MotoGP
"Pada akhir tahun 2005 saya tidak sepenuhnya yakin untuk pindah ke WSBK, saya butuh waktu satu tahun dengan menyerahkan dua proposal yang sangat menguntungkan,” jelas Max Biaggi.
“Satu untuk tetap tinggal di MotoGP bersama tim Pramac Racing, dan untuk satu untuk segera pindah ke Superbike bersama Honda.”
“Tapi sebagian dari diriku juga ingin istirahat sebelum mulai balapan lagi. Dan itu adalah pilihan yang baik, saya memenangkan dua kejuaraan dunia setelah kembali ke trek,” pungkas Biaggi.
View this post on Instagram
Source | : | Tutto Motori Web |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |